BI Beri Sinyal Pangkas Suku Bunga Akhir Tahun
KONPERS: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah), Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kanan), dan Deputi Gubernur Doni P. Joewono (kiri) saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta.--FOTO MIFTAHUL HAYAT/JAWA POS
Nah, ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi serta ketegangan geopolitik yang belum mereda mengakibatkan aliran modal ke negara berkembang relatif terbatas. Perkembangan tersebut berimplikasi memberikan dampak negatif terhadap negara berkembang.
"Maka perlu l penguatan respons kebijakan untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan ketidakpastian global terhadap perekonomian negara berkembang, termasuk Indonesia," ujar Perry.
Asesmen BI menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik didukung permintaan domestik. Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan II 2024 ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.
Ekspor barang meningkat didorong kenaikan ekspor produk manufaktur dan pertambangan. Terutama logam dan bijih logam, serta besi baja ke negara mitra dagang utama seperti India dan Tiongkok.
Menurut Perry, tren positif pertumbuhan ekonomi dalam negeri di sisa 2024 masih akan berlanjut. Seiring dengan rencana peningkatan stimulus fiskal dari 2,3 persen menjadi 2,7 persen dari PDB serta kinerja ekspor yang meningkat dengan kenaikan permintaan dari mitra dagang utama.
"Dengan berbagai perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2024 diprakirakan berada dalam kisaran 4,7 sampai dengan 5,5 persen. Tahun depan 4,8 sampai 5,5 persen," bebernya.
Perry meyakini pertumbuhan kredit tahun ini bisa mencapai double digit. Bahkan di batas atas sekitar 10-12 persen. Hingga triwulan II 2024, BI mencatat pertumbuhan kredit sebesar 12,36 persen YoY. Didorong oleh kuatnya sisi penawaran dan permintaan.