RAHMAT MIRZANI

Kamis Manis

-Ilustrasi Pixabay-

"Kenapa, Mak?"

"Di rumah Bi Ida, lagi ada acara tayuhan karena mau Kkhitanan anaknya. Kamu bantu-bantulah di sana!"

"Enggak dulu, Mak. Handi lagi capek." 

Biasanya setiap ada acara tayuhan di kampung, aku selalu datang. Bantu-bantu sekalian bersilaturahmi dengan penduduk kampung. Tayuhan merupakan upacara adat yang dilakukan keluarga besar untuk merayakan pernikahan, khitanan, hasil panen, hingga pembangunan rumah. 

***

Keesokan harinya saat berlatih tari, aku kurang semangat. Berkali-kali aku melakukan gerakan yang salah. Pikiranku masih kalang kabut mengingat kejadian kemarin dan membuatku gagal fokus. Karena terus melakukan kesalahan, aku memutuskan untuk meminta izin beristirahat sebentar. Aku pergi ke pojok gedung GSG. Ketika sedang duduk melamun, tiba-tiba Novita menghampiriku.

"Handi, kamu kenapa?"

Aku menatap wajah Novita. Hatiku benar-benar berantakan. Rasa suka berubah menjadi kecewa. Untuk apa selama ini dia selalu perhatian kepadaku jika ternyata dia pergi bersama orang lain? Apakah sikapnya memang selalu begini pada semua laki-laki?

"Hei! Kok, malah melamun?" 

"Jangan pedulikan aku! Aku sedang ingin sendiri."

Mendengar jawabanku, bukannya pergi Novita malah menempelkan punggung tangannya ke keningku. Karena jengkel dengan sikapnya yang membuatku berpikir lebih, tanganku tidak sengaja menepis tangannya, kemudian aku berkata, "Tolong jaga sikapmu! Jangan berlebihan!" 

Mendengar perkataanku, Novita langsung kaget. Aku jadi merasa bersalah. Kemudian aku meninggalkannya dan bergabung dengan Jalil dan Bayu. 

***

 

Tag
Share