RAHMAT MIRZANI

RDP Pemadaman Listrik Belum Ada Keputusan

--

Itu menurutnya belum termasuk aktivitas masyarakat lainnya yang juga sangat terganggu. Meski sempat hidup sebentar kemudian mati lagi, hidup lagi, dan mati lagi.

BACA JUGA:Kemenag Susun Jadwal Keberangkatan Jamaah Haji dari Arafah, Muzdalifah, hingga Mina

Terjadinya blackout ini, Romi menilai listrik seperti monopoli PLN yang menguasai hajat orang banyak. ’’Jadi harus ada perbaikan manajemen PLN, ini harus menjadi prioritas,” tegasnya.

Pantauan Radar Lampung pun memang banyak aktivitas yang harus terhenti akibat pemadaman listrik ini. Mulai kesulitan masyarakat mengakses air bersih untuk kebutuhan mandi, masak, dan lainnya. Aktivitas transaksi nontunai terganggu, seperti ojek online tidak dapat menerima orderan karena tak terhubung dengan internet.

Terpantau di kompleks kantor Gubernur Lampung misalnya, para pegawai banyak yang tidak bisa melakukan aktivitas karena terkendala internet dan listrik. 

Bahkan di Bandarlampung, masyarakat yang hendak mengisi bahan bakar umum terpaksa harus putar balik lantaran SPBU-nya tidak bisa beroperasi untuk sementara waktu. Bukan karena kehabisan stok bahan bakar, melainkan dampak dari padamnya listrik sejak yang mengharuskan penggunaan genset atau pembangkit listrik darurat. “Ga bisa ngisi Mbak, mati listrik,” kata salah satu petugas SPBU Palapa.

Petugas SPBU Palapa ini menyebut karena terlalu lama penggunaan genset, mesin di SPBU-nya menjadi panas dan akhirnya rusak. “Tadi (kemarin) pagi masih bisa pakai genset, tapi karena mesinnya panas ga dipakai lagi, rusak,” ujarnya.

Sementara, banyak ASN di lingkungan kantor Pemerintah Kota Bandarlampung yang terpaksa pulang saat jam kerja kaena tidak ada yang bisa dikerjakan akibat mati istrik. Seperti pantauan Radar Lampung pukul 10:30 WIB  mulai pelayanan Adminduk yang sejak Selasa (4/6) pelayanan lainnya yang berhubungan dengan komputerisasi masih belum bisa dilakukan.

Terlihat banyaknya ASN pulang, parkiran Pemkot Bandarlampung pun menjadi lengang dari kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Bahkan sebagain ruangan di kantor tersebut dibiarkan gelap gulita karena keterbatasan mesin pembangkit listrik darurat atau genset.

Begitu juga masyarakat yang datang terpaksa harus pulang kembali membawa semua berkas ýang rencananya akan digunakan dalam pembuatan data administrasi.  “Kita kira udah bisa, taunya belum, ya udah kita pulang, ngapain nunggu lama-lama,” ungkap salah satu warga, Harmini, yang hendak mengurus kartu kependudukan.

Sementara, Pihak PLN kembali mempertegas penyebab listrik padam selama dua hari terakhir di sebagian besar wilayah Sumatera Bagian Selatan. Menurut Humas PLN UID Lampung Darma Saputra karena dampak gangguan transmisi SUTT 275 kV Lubuk Linggau–Lahat pada Selasa (4/6) sehingga ada 7 provinsi terjadi pemadaman listrik. Yaitu Sumatera Barat (Sumbar), Sumatera Selatan (Sumsel), Lampung, Bangka Belitung, Jambi, Bengkulu, dan Riau.

Mengatasi hal tersebut, kata Darma, PLN telah melakukan langkah cepat untuk melakukan pemulihan. ’’Penyebab gangguan listrik ini lantaran transmisi SUTT 275 kv Lubuk Linggau–Lahat mengalami gangguan,” tegasnya, Rabu (5/6).

SUTT 275 kv itu, terangnya, bukan jalur satu-satunya. Namun, jalur 275–500 itu disebut jalur tol listrik. Daya kapasitas yang dilewati menyuplai beberapa daerah termasuk Lampung.

Selama ini menurutnya memang memakai jalur listrik tersebut. ’’Namun jika satu jalur itu saja melebihi kapasitas  sehingga faktor itu yang menjadi penyebab terjadi gangguan,” tandasnya seraya mengakui bahwa gangguan listrik yang terjadi kini telah meluas ke Provinsi Sumatera Barat dan Riau  namun tidak separah di Sumbagsel. 

Imbuhnya, PLN telah melakukan berbagai langkah untuk memilihkan gangguan yang terjadi di Lampung. Prosesnya sudah hidup sekitar 500.000 pelanggan. Secara bertahap akan membaik, termasuk di Kota Bandarlampung sudah hidup. (ded/c1/rim)

Tag
Share