PRL 2024 Terburuk dari PRL-PRL Sebelumnya

HARI KE-15: Pekan Raya Lampung (PRL) 2024 di PKOR Wayhalim, Bandarlampung, Rabu (5/6).-FOTO M. ARIF/RLMG -

"Liat aja sendiri ke depan. Tahun kemarin, tahun sebelumnya, sampai tahun-tahun sebelumnya lagi gak pernah kayak gini. Spesial bener emang tahun ini," imbuhnya menyindir. 

Ia mengungkapkan bahwa Anjungan Pringsewu selalu berkreasi menggunakan bambu demi menarik pengunjung setiap tahunnya. Upaya itu diungkapkannya selalu berhasil, selalu menarik ramai pengunjung untuk digunakan berpoto atau sakedar lihat-lihat. "Nah tahun ini, jangankan ngarep pengunjung, yang lewat juga gak ada nah," ketusnya. 

Beranjak dari PRL tersebut, Radar Lampung pun mencoba menemui warga yang sama sekali belum mengunjungi PRL 2024 secara acak. Alasan mereka tidak tertarik datang cukup sepele namun sangat masuk akal. Yakni harga tiket yang menurutnya tergolong mahal. 

"Belum (berkunjung) sama sekali. Katanya sih mahal, jadi males juga mau ke sana (PRL)," katanya. 

Ditanya dari mana informasi harga tiket yang mahal? Warga yang mengaku bernama Raga ini menjawabnya melihat di berbagai media sosial, pemberitaan dan desas-desus masyarakat. 

Diakuinya, meski makin ke sini harga tiket telah diturunkan, Raga masih enggan untuk datang ke PRL.  "Di awal udah bermasalah gitu, udah gak srek lagi jadinya," tutupnya. 

Pantauan Radar Lampung sejak dibukanya PRL 2024 memang hanya pada hari tertentu yang menunjukkan ada penambahan pengunjung, meski tidak tidak signifikan. Itu pun karena ada artis yang memang dijadwalkan menghibur pengunjung di PRL 2024.

Sebenarnya tak perlu jauh-jauh menelisik sampai ke dalam untuk mengetahui fakta bahwa PRL 2024 sepi pengunjung.  Kondisi itu dapat terlihat dengan jelas di bagian depan mulai jalur 2 gerbang masuk hingga ke Jl. Sultan Agung. 

Jika tahun-tahun sebelumnya selalu ramai kendaraan yang parkir, tahun ini justru sebaliknya, tampak kosong dan lengang.

Sementara, Manager Marketing PRL 2024 Adi Susanto saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya selalu melakukan yang terbaik.  Pihaknya bahkan mengklaim bahwa kondisi di lapangan justru sangat baik, tertata, dan tidak semrawut. 

"Kami selalu melakukan terbaik. Di lapangan, kita menganggap rapi dan tidak semrawut. Kami lakukan perapihan dan mengklasterkan di antara pedagang UMKM dengan pedagang kaki lima," singkatnya. (rif/c1/rim)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan