Lampung Belum Ada Cacar Monyet
BANDARLAMPUNG – Plt. Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Lampung Edwin Rusli mengatakan bahwa cacar monyet atau monkey pox (mpox) memang telah ditemukan pada beberapa daerah seperti di Banten. Namun khusus di Lampung, ia mengklaim hingga kini belum ditemukan adanya masyarakat yang terkena cacar tersebut.
’’Alhamdulillah belum ada. Kita bersyukur walau kita (Lampung) dekat dengan Banten, sampai saat ini belum ada (cacar monyet)," ujarnya, Jumat (10/11).
Namun demikian, pihaknya tetap melakukan sosialisasi ke masyarakat untuk mengedukasi. ’’Kalau sosialisasi sebagai langkah untuk melakukan pencegahan berupa edukasi tetap dilakukan dari sekarang kepada masyarakat," ucapnya.
Untuk mencegah terkena cacar monyet, Edwin juga mengajak masyarakat selalu menjaga ketahanan tubuh. Caranya dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi. ’’Pencegahannya penting kita menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) agar tubuh kita tetap sehat dan fit," ungkapnya.
Adapun upaya yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, lanjutnya, dengan menurunkan tim surveilans untuk melakukan pemantauan di lapangan. "Kalau petugas surveilans sudah turun untuk melakukan pemantauan rutin dilapangan," tuturnya.
Diskes Lampung, tegas Edwin Rusli, juga melakukan pemantauan di pintu masuk-pintu masuk ke Provinsi Lampung laut maupun udara. Pemantauannya bekerjasama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk melakukan pengawasan.
"Tim kita bersama KKP melakukan pemantauan di pintu masuk Lampung seperti di bandara dan pelabuhan untuk memantau pendatang," ucapnya.
Diketahui, mengutip website ppid.lampungprov.go.id, cacar monyet atau monkey pox adalah penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis). Virus ini merupakan anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae.
Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar Smallpox) dan virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar Smallpox). Masa inkubasi (interval dari infeksi sampai timbulnya gejala) monkeypox biasanya 6 – 16 hari, tetapi dapat berkisar dari 5 – 21 hari.
Gejala yang timbul diawali dengan demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas. Limfadenopati dapat dirasakan di leher, ketiak atau selangkangan.
Dalam 1-3 hari setelah gejala awal atau fase prodromal akan memasuki fase erupsi berupa munculnya ruam atau lesi pada kulit biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap. Ruam atau lesi pada kulit ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.
Namun, monkey pox biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14–21 hari. (pip/c1/rim)