Potensi Gunung Api Suoh Meletus Masih Butuh Kajian
AMBIL SAMPLE MTERIAL ERUPSI: Didampingi Kepala Pelaksana BPBD Lambar, Tim Badan Geologi Bandung meninjau ke kawah keramikan pascaerupsi di Kecamatan Suoh, Lambar, Senin (27/5).-FOTO NOPRIADI/RLMG -
BANDARLAMPUNG - Ahli Geologi Institut Teknologi Sumatera (Itera) Happy Christin Natalia, S.T., M.T. mengatakan erupsi Gunung Api Suoh beberapa waktu lalu tidak terhubung dengan aktivitas magma. Responsnya ini berdasar banyaknya pertanyaan masyarakat apakah Gunung Api Suoh yang bertipe C di Lampung Barat tersebut bisa meletus sewaktu-waktu.
Menurutnya, erupsi terjadi pada Gunung Api Suoh setelah diamati aktivitasnya masuk ke dalam hidrotermal. Di mana, aktivitasnya tidaklah berhubungan dengan aktivitas lahar atau magma.
’’Dari pengamatan gumpalan awan (asap, Red) yang terlihat, diperikirakan itu hasil dari erupsi freatik atau erupsi hidrotermal. Erupsi freatik ini tidak berinteraksi secara langsung dengan aktivitas magma. Sehingga, tipe gunung api C ini tidak memengaruhi aktivitas erupsi freatik,” katanya, Senin (27/5).
Sumber air panas yang menjadi sumber panas di daerah tersebut, lanjutnya, kemungkinan berasal dari Gunung Sekincau yang bertipe B. Bisa juga dari batuan vulkanik tua yang masih menyimpan potensi panas dan dapat memanaskan air tanah di atasnya sehingga menghasilkan erupsi freatik.
BACA JUGA:BPKH Usul Fatwa Daftar Haji Sudah Seperti Haji
Ditanya apakah ada kemungkinan Gunung Api Suoh tersebut berubah menjadi tipe A, mengingat erupsi terjadi setelah gunung itu tertidur lebih satu abad? Happy menjawab perlu kajian para ahli.
’’Karena tipe erupsi di Gunung Api Suoh adalah freatik, kemungkinan statusnya berubah menjadi A perlu ada kajian lanjutan. Perubahan status gunung api umumnya didasarkan pada keluarnya material vulkanik, seperti lava atau piroklastik,” terangnya.
Sejauh ini, kata dia, belum ada gunung tipe C yang meletus dalam sejarah kehidupan di Indonesia. ’’Dari yang saya ketahui, Indonesia sendiri belum ada erupsi dari gunung api tipe C,” terangnya.
Meski begitu, lanjut Happy, eruspsi tersebut bisa saja terjadi lagi. Masyarakat yang berada di lingkungan sekitar pun harus tetap menjaga kewaspadaan.
’’Untuk erupsi freatik bisa saja terjadi lagi. Tetapi untuk erupsi magmatik perlu kajian lagi. Betul (waspada, Red), khususnya di sekitat kawah keramikan yang di Suoh,” tuturnya.
BACA JUGA:KPU Pesawaran Launching Pilkada
Dosen Prodi Teknik Geologi Itera ini juga menyebut jika Provinsi Lampung dikelilingi gunung api yang harus diwaspadai setiap saat. ’’Selain Gunung Anak Krakatau, ada lagi seperti Gunung Sekincau, Gunung Pesawaran, Gunung Betung, dan Gunung Rajabasa. Potensi panas di setiap gunung tersebut masih dapat diamati dari kehadiran manifestasi fumarol, solfatara, ataupun air panas,” tandasnya.
Terpisah, tim dari Badan Geologi Bandung melakukan peninjauan ke kawah keramikan di kawasan wisata alam panas bumi di Kecamatan Suoh, Lambar, Senin (27/5). Tim berjumlah empat orang didampingi langsung Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lambar Padang Prio Utomo tersebut dalam rangka pengecekan gas/kadar asap, pengecekan material erupsi preatik kawah keramikan, dan pengambilan gambar tampak atas kawah keramikan di Pekon Sukamarga.
Turut serta mendampingi tim Geologi Bandung yang dipimpin Sofyan tersebut, Camat Suoh Daved Jakson, anggota PAM Polsek BNS Aipda Sidik dan Aipda Ricoli, anggota PAM Koramil Batubrak Serka Irawan dan Serda Andi Yulizar, Polhut TNBBS Resort Suoh, Peratin Pekon Sukamarga Jaimin, Mitra WCS, dan Pokdarwis Jagad Endah Lestari.