Hari Ini, Disdikbud Lampung Rapat Bahas PPDB
PPDB: Disdikbud Lampung akan rapat dengan Disdik kabupaten/kota se-Lampung membahas juklak dan juknis PPDB 2024/2025.--FOTO ILUSTRASI/@PIXABAY.COM
BANDARLAMPUNG - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung akan menggelar rapat dengan Dinas Pendidikan kabupaten/kota se-Lampung, Senin (27/5). Rapat mengenai petunjuk pelaksanaan maupun petunjuk teknis (juklak-juknis) penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun 2024/2025.
Informasi ini didapat dari Kasi Pendidikan Dasar Disdikbud Bandarlampung Mulyadi. ’’Belum ditandatangani juknis maupun juklak PPDB tahun 2024/2025 karena masih menunggu rapat dahulu dengan Disdikbud Lampung, Senin (27/5)," katanya.
Mulyadi, menyampaikan bahwa rencana rapat pembahasan PPDB dengan Disdikbud Lampung tidak hanya dengan Disdikbud Bandarlampung. Tapi, juga dengan Disdik kabupaten/kota se-Lampung. "Semua Disdik kabupaten/kota ikut rapat PPBD di Disdikbud Lampung," ujarnya.
Kendati demikian, Mulyadi menyampaikan bahwa jalur PPDB tahun 2024/2025 kemungkinan tidak terlalu berbeda dengan tahun lalu. ’’Seperti terdapat empat PPDB tahun 2024/2025. Yakni jalur zonasi, afirmasi, perpindahan tugas orang tua atau wali murid, dan jalur prestasi. Namun, khusus jalur zonasi akan diperketat seperti kartu keluarga (KK) siswa harus benar," ungkap Mulyadi.
Mulyadi mengatakan, biasanya dari empat jalur PPDB ini yang kali pertama dibuka adalah jalur afirmasi atau biling. ’’Lalu prestasi dan zonasi,’’ katanya.
Mulyadi mengatakan, pihaknya masih menunggu juklak maupun juknis pendaftaran PPDB untuk tahun 2024/2025. "Yang jelas besok (hari ini, 27/5) kita (Disdikbud Bandarlampung, Red) akan mengikuti rapat PPDB dengan Disdikbud Lampung," ucap Mulyadi lagi.
Mulyadi mengatakan, juknis maupun juklak PPDB 2024/2025 di Bandarlampung pastinya juga berpedoman kepada Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengenai PPDB 2024/2025.
Mulyadi menyampaikan, PPDB 2024/2025 direncanakan dimulai pada Juni atau awal Juli 2024. ’’Nantinya berjenjang penerimaannya. "Biasanya dimulai dari penerimaan TK, setelah itu SD. Nanti jumlah siswa yang diterima disesuaikan dengan kebutuhan atau kuota sekolah masing-masing," ungkapnya. (*)