Mengapa Aktivitas Gunung Api Suoh Tak Dijaga?

HARUS DIWASPADAI: Gunung Api Pematang Bata atau Gunung Api Suoh yang erupsi pada Jumat (24/5) lalu ternyata masuk klasifikasi gunung api tipe C.-FOTO PETA PVMBG VERSI BELANDA -

BACA JUGA:Pemerintah Bayar Kompensasi Listrik Rp 17,8 Triliun ke PLN

Menurutnya, batuan vulkanik Gunung Api Suoh sendiri seluruhnya terdiri atas lava-lava yang membentuk gumuk gumuk (Prambada, 2020). "Di sekitarnya terdapat satuan batuan yang diduga berumur lebih tua. Yaitu Satuan Andesit Tua (Tomh) dan Satuan Vulkaniklastik Ranau (Vtr). Satuan Batuan paling muda berupa Endapan Aluvium (Al) (Prambada, 2020, red)," ungkapnya.

Selain itu, Gunung Api Suoh berada pada zona Sesar Besar Sumatera sebelah selatan, di sub segmen Sesar Kumering. Dimana, salah satu segmen Sesar Besar Sumatra yang membentang sepanjang 130 km (Prawirodirdjo dkk., 2000; Sieh dan Natawidjaja, 2000, McCaffrey 2009).

"Berdasarkan sejarah erupsi terakhirnya, potensi bahaya erupsi G. Pematang Bata (Suoh) adalah erupsi freatik berupa lontaran material dan abu vulkanik, semburan lumpur, serta meningkatnya konsentrasi gas-gas vulkanik yang dapat melebihi ambang batas," paparnya.

Selain itu, imbuhnya, Gunung Api Suoh memiliki beberapa manifestasi vulkanik yang di antaranya Kawah Nirwana, Kawah Kramikan, Kawah Kopi Susu, Kolam Lumpur, dan kawah lainnya. "Pada tanggal 24 Mei 2024 pukul 08.30 WIB telah terjadi erupsi freatik dari Kawah Nirwana Gunung Api Suoh. Kolom erupsi berwarna putih dengan intensitas tebal. Berdasarkan informasi SAR Lampung, erupsi terjadi 3 kali pada rentang waktu Pukul 08.30 – 09.00 WIB," terangnya.

Lebih jauh sehubungan erupsi freatik tersebut, pihaknya merekomendasikan beberapa hal yang harus diwaspadai masyarakat sekitar. "Masyarakat di sekitar Gunung Api Suoh dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas dan mendekati Kawah Nirwana dalam radius 500 meter. Juga, pengunjung/wisatawan agar tidak memasuki kawah - kawah di Gunung Suoh dan lembah - lembah yang berhulu ke arah Gunung Suoh karena berpotensi ancaman gas CO2 beracun," sebutnya.

Sebelumnya, Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BB TNBBS) Bidang Wilayah II Liwa Resort Suoh juga mengimbau masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan. Itu menyikapi dentuman berasal dari salah satu kawah di spot Wisata Keramikan Suoh sekitar pukul 08.30 WIB Jumat (24/5).

Imbauan tersebut, kata Kepala TNBBS Bidang Wilayah II Liwa San Andre Jatmiko melalui Kepala TNBBS Resort Suoh Sulki, bagi masyarakat yang memiliki lahan garapan di sekitar kawah keramikan. Yaitu untuk menghentikan aktivitasnya terlebih dahulu sementara.

’’Kepada masyarakat untuk waspada. Khususnya yang memiliki lahan garapan di sekitar lokasi agar menjauh dan menghentikan aktivitasnya sampai benar-benar aman. Karena tidak tahu letusan susulan terjadi kapan. Tetap waspada, jangan melakukan kegiatan terlebih dahulu sampai keadaan benar-benar aman," sambungnya.

Demikian juga disampaikan Kapolsek Bandarnegeri Suoh (BNS) Iptu Edwar Panjaitan mewakili Kapolres Lambar AKBP Ryky Widiya Muharram. Pihaknya sudah mengimbau warga agar tidak panik, tetapi tetap waspada. ’’Kawah Keramikan mengalami erupsi dan telah terjadi letusan tiga kali tadi pagi (kemarin). Kami mengimbau warga agar tidak panik dan tetap meningkatkan kewaspadaan. Saat ini, kami sudah berkoordinasi dengan instansi terkait serta melaporkan kejadian ini kepada pimpinan," ujarnya.

Pihak Polsek Suoh juga masih berjaga dan memantau situasi di sekitar letusan. Sedangkan hingga berita ini diturunkan, di lokasi letusan terpantau sudah normal dan kondusif namun petugas melarang warga untuk masuk ke area kawasan letusan dan tidak mendekati lokasi dengan radius satu kilometer

Diketahui, warga di sekitar lokasi wisata  keramikan, Pekon Sukamarga, Kecamatan Suoh, Lambar, dihebohkan suara dentuman berasal dari salah satu kawah di spot wisata keramikan sekitar pukul 08.30 WIB kemarin. Dari informasi yang berhasil dihimpun, letusan terjadi sebanyak tiga kali. ”Pertama mengeluarkan pasir, kedua memuntahkan lahar, dan ketiga mengeluarkan asap tebal yang disebut-sebut wedus gembel sebagaimana yang kerap dimuntahkan gunung merapi di Pulau Jawa,” ungkap Sugeng Hari Kinaryo Adi yang juga anggota DPRD Lambar asal wilayah setempat. (mel/rim)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan