RAHMAT MIRZANI

Masyarakat Waykanan Keluhkan Aktivitas Pengecoran BBM

ANTRE: Kendaraan mengantre di SPBU 24.345.23 di Negeribaru, Umpusemenguk, Waykanan -FOTO RLMG-

BLAMBANGANUMPU- Masyarakat Waykanan, khususnya yang berada di seputaran Kecamatan Bambanganumpu dan Kecamatan Umpusemenguk dan pengguna Jalan Lintas Tengah Sumatera kembali mengeluhkan aktivitas stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) 24.345.23 di Kampung Negeribaru, Kecamatan Umpusemenguk yang diduga mengedepankan pengecor BBM daripada pembeli.

Hal itu pun menjadi viral di dunia maya dan menjadi perbincangan dunia nyata.

“Sebenarnya dari informasi yang kami terima baik dari masyarakat maupun dari para sopir-sopir, pegecoran sudah terjadi hampir di semua SPBU yanga da di Waykanan. Mulai dari SPBU yang ada di Tiuhbalak, Baradatu, di Kampung Gunungkatun di Baradatu, serta SPBU yang ada di Simpang Empat Negeribaru. SPBU di Bumiratu, maupun yang di SPBU Gunungsangkaran, tetapi anehnya tidak ada tindakan tegas dari penegak hukum dan pemerintah terkait,” kata Fernando dan dan Tigor dua warga Kecamatan Blambanganumpu kepada wartawan Radar Lampung Media Grup (RLMG).

BACA JUGA:Kebakaran Diduga Tempat Penyimpanan BBM Ilegal

Keduanya pun heran, sebab SPBU di Waykanan kerap kehabisan stok BBM subsidi macam Pertalite dan Solar.

Namun, faktanya di sepanjang Jalinsum banyak ditemukan penjual yang mengecer dua jenis BBM tersebut. 

“Kalau tidak ada aktivitas pengecoran dari mana pengecer itu dapat BBM-nya? Sebegai contoh di SPBU Bumiratu katanya tidak ada pengecoran, tapi buktinya di kanan kirinya sepanjang Jalan Lintas Sumatera berjejer orang jual BBM,  demikian pula di SPBU Gunungkatun, Baradatu, Negeribaru dan di Gunungsangkaran. Bahkan terkadang di SPBU dinyatakan BBM habis, tapi ternyata di pengecer banyak yang menjual,” herannya. 

BACA JUGA:Pertamina Tegaskan Pertamax Green 95 Bukan Pengganti Pertalite

Dari pantauan di lapangan, memang mudah ditemukan para pengecer yang menjual BBM subsidi. Salah satu mantan pengecor BBM menceritakan pengalamannya.

Ia mengatakan para pengecer mendapatkan BBM dengan cara ikut mengantre bersama pembeli lain baik menggunakan sepeda motor ataupun mobil. 

“Mereka itu ngetap pakai mobil atau pakai motor, merea bawa keluar dan nanti di suatu rumah atau lokasi BBM itu akan mereka selang dan kemudian dimasukkan ke dalam derigen lalu dibawa pulang oleh yang lain. Dan mereka akan ikut ngantre lagi di SPBU, dan itu sudah menjadi pekerjaan rutin mereka,” kata Ardi mantan pengecor BBM yang kini menjadi buruh sadap karet.  

BACA JUGA:Polisi Ringkus Pencuri HP hingga Buah Sawit

Terpisah, Sawal Pengawas SPBU 24.345.23 Negeribaru yang dikonfrimasi RLMG, membantah adanya aktivitas pengecoran BBM di SPBU tersebut. Menurut Sawal, yang dilakukan oleh pelaksana SPBU sudah sesuai dengan yang perintahkan oleh Pertamina.

“Untuk yang beli BBM jenis Pertamax dan Pertalite maksimal Rp 300 ribu. Sedangkan yang membeli solar harus menggunakan barcode,” jelas Sawal.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan