Panik Gas Elpiji 3 Kilogram Langka, Pemkot Metro Lampung Keliling Pangkalan

MONITORING: Asisten II Setda Kota Metro Yerri Ehwan didampingi Kabag Perekonomian dan Pengurus Hiswana Migas melakukan monitoring ketersediaan gas elpiji di sejumlah pangkalan di Kota Metro. -FOTO RNN -

METRO - Pemerintah Kota (Pemkot) Metro langsung turun ke lapangan untuk memonitoring sejumlah pangkalan gas elpiji.

Pasalnya, banyak kabar beredar sulitnya mendapatkan gas elpiji 3 kg di sejumlah pengecer di Bumi Sai Wawai. 

Asisten II Setda Kota Metro, Yerri Ehwan menjelaskan, dari sebelum Hari Raya Idul Fitri, dan usai Idul Fitri, pihaknya selalu memonitoring ke sejumlah agen dan pangkalan untuk mengetahui stok ketersediaam gas elpiji 3 kg. 

BACA JUGA:Angka Kecelakaan di Pringsewu Turun 75 Persen

“Iya benar. Kemarin kami, bersama dengan Kabag Perekonomian dan juga dari Hiswana Migas langsung memantau ketersediaan gas 3 kg ke agen dan pangkalan,” ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat, 19 April 2024. 

Dikatakannya, dari hasil monitoring tersebut, stok ketersediaan gas elpiji 3kg berangsur stabil dan normal. Pasalnya, pengiriman gas elpiji ke agen dan pangkalan sudah berlangsung. 

“Hasilnya Alhamdulillah sudah stabil, walau ada beberapa pengecer yg harus menunggu jadwal distribusi dari pangkalan. Tetapi secara umum sudah membaik dibandingkan menjelang Idul Fitri kemarin,” jelasnya. 

Sementara itu, Kabag Perekonomian Setda Kota Metro Yulia Candrasari mengungkapkan, kuota gas elpiji Kota Metro berjumlah 5.600 tabung yang dikirim setiap hari dari Pertamina ke 5 agen di Bumi Sai Wawai. 

BACA JUGA:Pertumbuhan Ekonomi Lambar Naik 4,69%, Ini yang Mempengaruhi!

“Kita ada 5 agen, dan 164 pangkalan yang terdaftar. Di mana satu agen itu bisa melayani 30-70 pangkalan. Pengiriman dilakukan setiap hari ke agen agen, dan itu berdasarkan jadwal. Jadi ada jadwalnya tabung gas dikirim ke agen,” ungkapnya. 

“Saat kita monitoring ke salah satu pangkalan di Ganjar Agung, itu tidak ada antrian, dan stoknya juga aman. Kalau di Metro ini bisa dibilang, pangkalan di Ganjar Agung itu seperti barometernya ya, jika tidak ada antrian di sana, berarti stoknya aman,” tambahnya. 

Yulia menuturkan, harga gas elpiji di pangkalan sesuai dengan harga eceran tertinggi yaitu Rp 18 ribu. 

“Kalau dipangkalan itu HET. Tetapi memang kalau sudah di tingkat pengecer, ada selisih harga dari pangkalan. Pastinya lebih tinggi dari pangkalan, dan itu memang tidak bisa terkontrol,” kata dia. 

Ia mengatakan, sebelum Idul Fitri, pihaknya sudah meminta untuk ditambah kuota gas elpiji, agar tetap mencukupi kebutuhan masyarakat. 

Tag
Share