Perkara Rolling Pejabat, Bupati Sleman Terancam Tak Bisa Ikut Pilkada 2024

ADMINISTRASI PIDANA: Anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty memberikan penegasan kepala daerah yang melakukan mutasi pejabat menjelang pilkada serentak 2024 terancam sanksi administrasi dan pidana.-FOTO DISWAY -
“Surat edaran tersebut untuk menjaga netralitas, jangan sampai menjelang pilkada menjadi pergantian ke orang-orang yang nanti pro incumbent,” kata Akmal.
Akmal mengakui ada perwakilan dari Pemda Sleman dan Bawaslu Sleman yang datang ke Kemendagri berkonsultasi agar pelantikan tersebut dilanjutkan atau direstui. Namun, Akmal menegaskan berdasarkan peraturan itu mutasi pejabat oleh kepala daerah dilarang, kecuali atas izin Kemendagri.
“Tidak boleh dilaksanakan pemindahan, mutasi pejabat di daerah yang ada pilkadanya, kecuali atas izin pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri karena kondisi tertentu,” kata Akmal.
Kondisi tertentu yang dimaksud Akmal yakni mutasi bisa dilakukan karena ada pejabat yang meninggal dunia, sakit, atau tak dapat menjalankan tugasnya.
Namun, mutasi tetap harus melalui persetujuan Kemendagri. Selain larangan mutasi, lanjut Akmal, Kemendagri juga melarang kepala daerah mengganti ASN yang ditugaskan membantu kesekretariatan penyelenggara pemilu daerah. Pihaknya tidak ingin kepala daerah mengganggu kinerja penyelenggara pemilu.
“Ini untuk menjaga teman-teman penyelenggara pemilu di daerah, terutama kesekretariatannya yang jantungnya organisasi itu tidak terganggu,” tegasnya. Sebelumnya, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo akhirnya mengeluarkan Keputusan Bupati Sleman tentang pembatalan Keputusan Bupati Sleman sebelumnya.
Proses pembatalan pelantikan 22 Maret 2024 ini terkesan alot dan memakan waktu. “Larangan mutasi di lingkup ASN jelang Pilkada ini untuk mencegah ‘cawe-cawe’ petahana untuk kepentingannya dalam kontestasi,” pungkas Akmal.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo hingga hari ini belum mengeluarkan statement apapun terkait pembatalan pelantikan tersebut.
Bahkan, dirinya juga tidak menghadiri acara penyerahan SK pembatalan pelantikan. SK pembatalan pelantikan ini diserahkan oleh Kepala BKPP Pemkab Sleman R Budi Pramono.
Semula acara penyerahan SK pembatalan ini dipimpin oleh Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sleman Eka Suryo Prihantoro. Namun ia kemudian masuk barisan penerima SK pembatalan pelantikan dan kembali pada jabatan sebelumnya sebagai Kepala Dinas Kominfo Sleman. (dkk/jpnn/c1/abd)
Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul
“Diperingatkan Bawaslu dan Kemendagri, Bupati Sleman Terancam Tidak Bisa Ikut Pilkada”,