Trik Menggapai Lailatul Qadar ala Rasulullah
Dosen PAI Universitas Saburai Bandar Lampung sekaligus Penyuluh Agama Islam Wilayah Sukabumi Bandar Lampung, Sumiyati, S.Pd.I., M.Pd.I. -Foto Ist-
Malam lailatul qadar merupakan malam yang bercahaya baik di langit maupun di bumi. Rasulullah SAW bersabda: Artinya: "Sesungguhnya malam itu adalah malam yang cerah putih seperti pagi harinya. Tidak ada malam yang menyerupainya." (HR. Ahmad)
Namun, tidak semua orang dapat mendapatkan malam kemuliaan ini. Seorang muslim yang menghidupkan malam-malam Ramadannya, memungkinkan baginya untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar tanpa disadari. Jadi, mengetahui ciri-ciri malam Lailatul Qadar itu bukan sesuatu yang pasti dan dapat dirasakan oleh semua orang.
5. Matahari cenderung berwarna putih
Ruhyat Ahmad dalam buku panduan Ramadan: Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah menyebutkan, hadits yang diriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab RA,
Artinya: "Malam itu adalah malam yang cerah, yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru." (HR Muslim No. 762)
Kapan malam Lailatul Qadar?
Dalam buku Fiqih Wanita oleh M. Abdul Ghoffar, dijelaskan malam lailatul qadar jatuh pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan.
Tepatnya, pada malam-malam ganjil di bulan tersebut, yakni malam 21, 23, 25, 27, dan 29.
Pernyataan tersebut didasarkan pada sebuah hadits. Rasulullah SAW pernah bersabda: "Lailatul qadar itu berada pada sepuluh malam yang terakhir dari bulan Ramadan." (HR Ahmad, Al-Bukhari, dan Abu Dawud)
Keterangan tersebut sebetulnya dijelaskan pula dari salah satu riwayat dari Ubadah bin Ash Shamit dalam tafsir Ibnu Katsir. Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: "Lailatul Qadar (terjadi) pada sepuluh malam terakhir. Barangsiapa yang menghidupkan malam-malam itu karena berharap keutamaannya. Maka sesungguhnya Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang. Dan malam itu adalah pada malam ganjil, ke dua puluh sembilan, dua puluh tujuh, dua puluh lima, dua puluh tiga atau malam terakhir di bulan Ramadan."
Sebagaimana kita ketahui selama ini, bahwasannya sebagian kaum muslimin hanya bersemangat mengisi bulan-bulan Ramadan dengan serangkaian ibadah, baik sunnah maupun wajib, di awal-awal bulan Ramadan saja.
Semoga dengan ketidakpastian keberadaan lailatul qadar disalah satu malam terakhir bulan Ramadan ini akan memacu semangat kaum muslimin untuk terus konsisten meningkatkan kebaikan dan ibadah dari awal Ramadan hingga akhirnya. Yang akan memberi pengaruh positif di bulan-bulan lainnya.
Rasulullah SAW memiliki cara tersendiri menyambut malam lailatul qadar.
Di antara upaya yang diajarkan Rasulullah SAW untuk menggapai malam lailatul qadar adalah dengan memperbanyak ibadah dan berdzikir kepada Allah SWT di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.