Fogging dan Penyuluhan Jadi Strategi Cegah DBD di Way kanan Lampung
ILUSTRASI FOGGING-FOTO DISWAY -
BLAMBANGANUMPU - Pemerintah Kabupaten Waykanan melalui Dinas Kesehatan intensif melaksanakan upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD).
Penyuluhan kesehatan dan fogging dijadikan strategi utama dalam mengatasi titik-titik yang dinyatakan kritis.
’’Kami meningkatkan fokus pada penyuluhan melalui puskesmas yang tersebar di Waykanan, terutama di daerah-daerah endemis DBD,” ujar Didy Arwadi, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Waykanan, mewakili Kepala Dinas Hj. Srikandi.
Dijelaskan, ada 8 titik endemis DBD di Kabupaten Way kanan, yakni Baradatu, Gunung Labuhan, Banjit, Kasui, Blambangan Umpu, Umpu Semenguk, Way Tuba, dan Bumi Agung.
“Saat ini, dua kecamatan telah menyatakan kejadian endemis DBD, dengan Puskesmas Negeri Baru di Kecamatan Umpu Semenguk menjadi salah satu lokasi fogging berdasarkan Penelitian Epidemiologi,” sambungnya.
Didy menambahkan, upaya pencegahan DBD memerlukan kerjasama dari semua pihak, terutama dari masyarakat itu sendiri dengan rutin menerapkan perilaku hidup sehat dan praktik 3M.
Meskipun kadang kala terdapat kelalaian yang memberi peluang bagi nyamuk Aedes Aegypti, penyebab DBD, untuk berkembang biak.
“Pencegahan DBD telah kami lakukan sejak Januari, ketika mulai menerima laporan kasus suspek DBD. Namun, dengan berubahnya waktu dan kondisi cuaca, DBD mulai menyebar di beberapa kecamatan endemis,” ujar Hj. Srikandi.
Selain Umpu Semenguk, fogging juga dilaksanakan di Kecamatan Way Tuba. “Fogging dapat kami lakukan setelah melalui mekanisme tertentu, termasuk evaluasi dari Puskesmas jika ditemukan kasus suspek. Kami juga gencar melakukan penyuluhan dan distribusi larvasida di lingkungan terdampak,” tambah Didy.
Hingga 27 Maret, Way Kanan telah mencatat 84 kasus DBD dengan distribusi kasus yang tersebar di beberapa Puskesmas.
Kinerja Dinas Kesehatan Way Kanan dalam menangani DBD mendapat respons variatif dari masyarakat. Beberapa warga merasa penanganan pasien dan lokasi endemis belum maksimal, yang berpotensi meningkatkan jumlah kasus.
“Warga kadang sudah mengidentifikasi gejala DBD dan mencari informasi. Namun, kadang fogging terlambat dilakukan, padahal kami tahu ini efektif mengurangi nyamuk DBD,” keluh Darti, warga Kampung Umpu Bhakti.
Kritik ini menjadi catatan penting bagi Dinas Kesehatan Way Kanan untuk mempercepat dan memperluas cakupan pencegahan DBD, demi melindungi kesehatan masyarakat. (sah/c1/abd)