Belasan Oknum TNI Keroyok Warga Sipil dari Satuan Beda
UNGKAP PENGEROYOKAN: Belasan oknum anggota TNI-AD melakukan pengeroyokan Kamis (28/3) dini hari dan empat korbannya diletakkan di depan Mapolrestro Jakarta Pusat.-FOTO JPC -
JAKARTA - Belasan oknum anggota TNI yang melakukan tindak pidana pengeroyokan terhadap empat warga sipil diduga karena membalas dendam. Sebelumnya, seorang anggota TNI bernama Prada Lukman juga dikeroyok warga Cikini, Jakarta Pusat, sehari sebelum kejadian pada Rabu (27/3) lalu.
"Itu melakukan tindak pidana pengeroyakan terhadap orang-orang yang diduga ikut terlibat dalam pengeroyokan anggota atas nama prada Lukman pada sehari sebelumnya," ujar Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Brigjen CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar kepada wartawan.
Namun begitu, ia mengatakan hingga kini masih melakukan pendalaman terhadap aksi pengeroyokan yang dilakukan para oknum anggota TNI tersebut. "Dari tadi malam bekerja sama dengan Polres Jakarta Pusat sudah bekerja untuk mengidentifikasi siapa pelaku pengeroyokan yang korbannya diletakkan di depan polres tersebut," tururnya.
BACA JUGA:Fantastis! Kerugian Negara Kasus Korupsi PT Timah Tbk. Bisa Lebih dari Rp217 T
Irsyad juga memastikan bahwa para terduga pelaku itu berasar dari satuan-satuan yang berbeda. "Tidak bisa disampaikan satu persatu karena banyak," tandasnya.
Sebelumnya, belasan oknum anggota TNI Angkatan Darat diduga melakukan pengeroyokan terhadap empat warga sipil pada Kamis (28/3) dini hari. Korban kemudian diletakkan di depan Mapolres Metro Jakarta Pusat dalam keadaan bersimbah darah.
"Benar, tadi malam sekitar pukul 01.00 WIB, tiba-tiba di jalan raya depan Polres tergeletak empat orang dalam kondisi terluka," ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan, Kamis (28/3).
Empat korban masing-masing bernama Abdullah (26), Mamih (42), Hasan (32), dan Syefri Wahyudi (25). Mereka adalah warga yang mengontrak di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.
"Kami segera mengevakuasi. Kami juga berkoordinasi dengan Pomdam Jaya karena ada dugaan keterlibatan oknum TNI," ungkap Susatyo. (jpc/c1/rim)