Selain Siltap, Pesawaran juga Belum Bayarkan TPP ASN-nya
-ilustrasi edwin/radar lampung-
Diberitakan sebelumnya, siltap perangkat desa di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, sudah menunggak selama 4 bulan terakhir. Ini berdasarkan informasi sekaligus hasil penelusuran tim Radar Lampung ke beberapa desa di kabupaten tersebut, Kamis (21/3).
Kepada Radar Lampung, salah seorang pegawai kantor desa di Kabupaten Pesawaran dengan leluasa menceritakan permasalahan tersebut. "Iya bener Mas, sudah beberapa bulan ini. Kami nyebutnya siltap," katanya.
Disebutkan bahwa ia dan pegawai lainnya di desa tersebut sudah lama tidak menerima gaji. Sudah terhitung sejak bulan Desember 2023 hingga saat ini, gaji mereka belum juga dibayarkan.
"Sekarang udah masuk akhir Maret, ya udah 4 bulanlah berarti. Mana gak ada tanda-tanda lagi," ungkapnya.
Sumber ini juga mengatakan bahwa gaji mereka sudah seringkali terhambat sejak awal tahun 2023 lalu. Bahkan seringkali tak dibayarkan secara penuh, melainkan dibayar dengan cara bertahap.
Gaji perangkat desa di Kabupaten Pesawaran, masih menurut sumber ini, selalu dibayarkan selama tiga bulan sekali. Namun, para pegawai yang seharusnya menerima gaji penuh setiap tiga bulan sekali justru seringkali hanya menerima 1 bulan gaji.
"Udah nunggunya lama, eh pas dibayar cuma sebulan. Kan kita jadi gimana gitu Mas," ucapnya.
Sumber ini mengatakan terakhir kali mereka menerima gaji pada Februari 2024. Itu pun hanya sebulan gaji untuk bulan November 2023. ”Permasalahan ini dirasakan seluruh pegawai di setiap desa yang ada di Kabupaten Pesawaran, Mas” ucapnya..
Demi memastikan hal tersebut, Tim Radar Lampung kemudian menyambangi desa lain di kabupaten tersebut. Cerita sama pun didapat dari pegawai di desa setempat. Dimana, tunggakan gaji yang sudah hampir selama 4 bulan cukup memberatkan mereka.
"Kita itu cuma terima 2 juta setiap bulannya," jelas sumber yang sengaja disembunyikan identitasnya.
Sementara dikatakannya bahwa dalam memenuhi kebutuhan hidup harus dilakukan setiap hari. Seperti membeli beras, sayur, minyak, gas dan kebutuhan dapur lainnya, juga mengisi bensin kendaraan. Ditambah lagi kebutuhan pribadi, kebutuhan istri, serta jajan anak dan lain sebagainya.
"Kalaupun bisa ngutang Pak, paling lama 1 bulan udah ditagih warung. Nah, kami nunggaknya udah mau 4 bulan," jelasnya.
Sumber ini mengatakan, bagi pegawai yang pasangannya baik suami/istri berpenghasilan sendiri mungkin akan terbantu. Namun bagaimana nasib orang seperti dirinya, seorang suami yang menjadi tulang punggung bagi istri dan anak-anaknya sangat kesulitan.
"Kebayang gak sama Bapak? Gimana hidup kami. Sementara kerja di sini (desa) full, gak punya penghasilan lain kita," jelasnya.
Untuk itu, dengan sangat dirinya berharap agar gaji mereka dapat segera diberikan. Tak hanya itu, sumber ini juga meminta agar ke depan gaji mereka dapat dibayarkan dengan normal kembali seperti sebelumnya.