Puasa dan Persatuan Umat
Oleh: H. Suryani M. Nur, S.Sos., M.M. (Ketua MUI Provinsi Lampung dan Wakil Dekan FISIP Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung) --
Oleh: H. Suryani M. Nur, S.Sos., M.M. (Ketua MUI Provinsi Lampung dan Wakil Dekan FISIP Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung)
BANDAR LAMPUNG, RADAR LAMPUNG - Puasa merupakan salah satu ritual dalam agama Islam yang paling penting. Ibadah ini dilakukan oleh umat Islam di seluruh dunia.
Puasa tidak hanya sekedar berpantang makanan dan minuman di siang hari selama jangka waktu tertentu, namun puasa juga memiliki dimensi spiritual dan sosial yang mendalam.
Kewajiban puasa Ramadan disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 183 yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
BACA JUGA:Tim Ganjar-Mahfud Segera Susul Langkah AMIN
Dalam suasana bulan puasa Ramadan, rasa kebersamaan dan persatuan umat begitu terasa. Dimana umat Islam berpuasa di siang hari dan berbuka ketika adzan Magrib, serta melakukan salat Tarawih secara berjamaah ketika malam.
Suasana semacam itu semestinya mendorong umat Islam untuk selalu mengedepankan kebersamaan dan persatuan. Karena seandainya dicari antara faktor kesamaan dan perbedaan, sungguh faktor kesamaan jauh lebih banyak daripada perbedaan.
Selain itu, perlu dipahami oleh seluruh umat bahwa kewajiban mewujudkan persatuan umat sama dengan kewajiban menjalankan puasa Ramadan.
Kewajiban untuk mewujudkan persatuan, Allah SWT menjelaskan dalam surat Ali Imran ayat 103 yang artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai ……… “ .
Pasca Pemilu 14 Februari 2024 yang lalu, dimana kita sebagai warga negara yang memiliki hak pilih ada yang berbeda pilihan dalam memilih Capres maupun Caleg, maka Ramadan ini menjadi momen yang tepat untuk kembali bersatu dalam merajut persaudaraan (al-ukhuwwah).
Kita harus ikhlas dalam menerima hasil Pemilu tersebut. Siapapun nanti yang terpilih sebagai presiden dan wakil presiden, masayakat harus menerima dengan lapang dada.
Pihak yang menang harus merangkul semua pihak. Dia harus menjadi presiden dari seluruh rakyat Indonesia bukan hanya yang memilihnya, Kita doakan semoga Pemimpin kita dapat mengemban amanah dengan baik dan selalu dalam bimbingan dan perlindungan Allah SWT.
Tujuan berpuasa adalah untuk mencapai ketaqwaan.
Dengan terwujudnya nilai ketakwaan yang diperoleh dalam puasa pada setiap tahun, diharapkan mampu memberikan hasil nyata, di antaranya terwujudnya persatuan di tengah umat.