Puasa dan Persatuan Umat
Oleh: H. Suryani M. Nur, S.Sos., M.M. (Ketua MUI Provinsi Lampung dan Wakil Dekan FISIP Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung) --
Puasa juga dapat membentuk jiwa Islami melalui latihan disiplin diri. Puasa mengajarkan umat Islam untuk mengendalikan hawa nafsu dan hasrat duniawi.
Puasa tidak hanya meninggalkan hal-hal terlarang, tetapi juga tentang meningkatkan kesadaran akan kebutuhan spiritual yang lebih besar.
Dengan menumbuhkan disiplin diri tersebut, puasa akan membentuk jiwa yang kuat dan tabah menghadapi godaan dan cobaan hidup sehari-hari.
Dengan berpuasa juga dapat meningkatkan kesadaran sosial dan empati terhadap sesama.
Ketika seseorang merasa lapar dan haus saat berpuasa, maka ia menjadi lebih peka terhadap penderitaan orang lain yang kurang mampu. Hal ini menimbulkan keinginan untuk berbagi dan memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan.
Oleh karena itu, puasa tidak hanya mempererat hubungan individu dengan Tuhan, tetapi juga mempererat hubungan sosial dan kasih sayang dalam masyarakat.
Dengan berpuasa dapat meningkatkan kesadaran spiritual. Amalan puasa memberi kesempatan umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui ibadah, doa, dan refleksi.
Dalam kesibukan dunia modern, kita cenderung terikat pada hal-hal duniawi, namun puasa mengingatkan kita akan tujuan spiritual kita yang lebih besar dalam hidup ini.
Dengan berpuasa yang penuh kesadaran dan keikhlasan, jiwa umat Islam terus bertumbuh dalam ketakwaan dan keakraban dengan Sang Pencipta.
Bulan Ramadan hendaknya menjadi momen umat Islam untuk banyak beribadah, bukan hanya berpuasa tapi juga digunakan untuk meningkatkan kesalehan sosial, seperti menyantuni fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan.
Selain itu, persatuan dan kesatuan umat perlu dijaga, saling pengertian dan tidak mudah terjebak oleh isu-isu yang memecah umat dan bangsa.
Semoga kita yang berpuasa dapat menggapai derajat takwa dan menjadi orang yang takut kepada Allah, tidak menyimpang, tidak melakukan hal-hal buruk lain meski mempunyai kesempatan, dan memiliki akhlak mulia dengan tidak memamerkan kemewahan atau menunjukkan gaya hidup hedon.
Demikian semoga ada manfaatnya. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. (gie/fik)