Literasi Ramadan: Penggiat Baca Literasi Alquran
Dr. K.H. Abdul Syukur, M.Ag. (Dekan FDIK UIN RIL, Ketua MUI Lampung dan Wakil Rais Syuriyah PWNU Lampung)-Foto Dok. Pribadi-
Sayangnya, hanya di bulan Ramadan, orang lebih bergiat untuk melakukan gerakan literasi Alquran daripada di luar Ramadan. Yang ideal, baca Alquran di dalam bulan Ramadan lebih bergiat, dan di luar Ramadan juga menjaga membaca Alquran secara rutin (istiqamah).
Maka harapannya, bulan Ramadan sebagai momentum umat Islam yang lebih bergiat membaca Alquran supaya istiqamah membaca Alquran di luar Ramadan, sebagaimana bergiatnya membaca Alquran selama di dalam bulan Ramadan.
Bagi orang yang istiqamah menjaga literasi Alquran, ia tetap membaca Alquran di luar Ramadan meski nilai pahalanya lebih kecil daripada membaca Alquran selama di dalam bulan Ramadan.
Namun demikian, meski membaca Alquran di luar Ramadan tidak sebesar pahala baca Alquran di dalam Ramadan, tetapi ada nilai istiqamah (nilai pembiasaan menjaga baca Alquran) dapat mengungguli pahala puasa Ramadan.
Artinya, marilah kita tetap jaga semangat literasi Alquran di bulan Ramadan maupun di luar bulan Ramadan.
Orang yang istiqamah menjaga literasi Alquran baginya berlipat pahala, kebaikan, rahmat, barokah dari Allah SWT. Lihat QS. Al Isra (17) ayat 82, artinya:
BACA JUGA:Bulan Suci Ramadan adalah Bulan Penuh Kebahagiaan
"Dan Kami turunkan dari Alquran sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, dan Alquran itu tidaklah menambah bagi orang-orang yang zalim selain kerugian."
Pesan ayat 82 ini ajakan gerakan literasi Alquran banyak menguntungkan umat Islam. Jika tidak atau malas berliterasi Alquran rugilah di antara mereka (penzolim Alquran).
Ingat pesan Alquran, ada tiga kelompok penggiat literasi Al-Qu'an (QS. Fathir/35: 32) yaitu:
1. Zalimum linafsihi, yaitu orang yang menganiaya dirinya sendiri. Ia baca Alquran tetapi tak mengamalkan isinya. Yang ia baca bertentangan dengan perbuatannya yang tak mencerminkan isi Alquran.
2. Muqtashidun, kelompok pertengahan. Ia baca Alquran tapi pengamalannya ACDS, kanan oke, kiri yes. Ia tak punya prinsip, hipokrit, bersifat munafik. Karena orang munafik juga salat dan zikir tapi karena riya, untuk menipu manusia, dan menipu Allah. (QS. an-Nisa/4: 142)
3. Sabiqun bil khairat, kelompok ini yang istiqamah baca Alquran, dan istiqamah pula menjaga bacaan dan isi bacaan Alquran untuk meraih kebaikan. Perbuatan dan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari mereka, dengan selalu mengharap rida Allah.
BACA JUGA:Ramadan, Momentum Penguatan Literasi Ekonomi Syariah
Apa yang diperbuat kebaikan mereka dari amalan bacaan dan isi Alquran selalu didahului mengharap rida Allah.