BI Lapor Kondisi Utang Luar Negeri Indonesia, Segini Jumlahnya
Kondisi Utang Luar Negeri Indonesia masih lebih rendah dibanding Negara-negara G20-FOTO DOK JAWAPOS-
RADAR LAMPUNG - Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa pada Januari 2024, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mengalami penurunan menjadi USD 405,7 miliar.
Turun dari posisi Desember 2023 yang mencapai USD 408,1 miliar.
Menurut Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, pertumbuhan ULN Indonesia secara tahunan tumbuh sebesar 0,04 persen (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 2,9 persen (yoy), karena adanya penurunan ULN di sektor publik dan swasta.
Erwin menyatakan bahwa ULN pemerintah turun menjadi USD 194,4 miliar pada Januari 2024 dari posisi sebelumnya USD 196,6 miliar, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 0,1 persen (yoy), yang lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 5,4 persen (yoy), terutama disebabkan oleh pelunasan seri Surat Berharga Negara (SBN).
BACA JUGA:Donasi Listrik Gratis Pegawai PLN, Bantu Wujudkan Mimpi Bagi Keluarga Prasejahtera di Lampung
Pemerintah berkomitmen untuk menjaga kredibilitas dengan memastikan pembayaran pokok dan bunga utang tepat waktu, serta mengelola ULN dengan hati-hati, efisien, dan akuntabel.
Penggunaan ULN difokuskan pada mendukung belanja program prioritas dan perlindungan masyarakat di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Dukungan pembiayaan tersebut mencakup sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (21,1 persen), Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,0 persen), Jasa Pendidikan (16,9 persen), Konstruksi (13,7 persen), serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,7 persen) dari total ULN pemerintah.
Posisi ULN pemerintah dianggap aman dengan hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang, mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah.
BACA JUGA:Jelang Sahur, Rumah Semi Permanen di Way Gubak Terbakar
Sementara itu, ULN swasta terus mengalami kontraksi pertumbuhan, turun menjadi USD 196,7 miliar pada Januari 2024 dari USD 198,1 miliar sebelumnya.
Kontraksi tahunan mencapai 2,6 persen (yoy), lebih dalam dari bulan sebelumnya yang mencapai 1,4 persen (yoy), terutama disumbangkan oleh lembaga keuangan dan perusahaan non-keuangan.
ULN swasta terbesar berasal dari sektor Industri Pengolahan, Jasa Keuangan dan Asuransi, Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas, dan Udara Dingin, serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 78,6 persen dari total ULN swasta.
ULN swasta masih didominasi oleh ULN jangka panjang, mencapai 76,1 persen dari total ULN swasta.