Harimau Masih Berkeliaran, Upaya Penangkapan Berkutat di Prosedur
BERI KETERANGAN: Kepala SKW Wilayah III Lampung BKSDA Bengkulu Irhamnuddin, Jumat (15/3). -FOTO NOPRI/RLMG -
’’Sudah sembilan orang yang kami lakukan pemeriksaan. Masih memungkinkan kami melakukan pemeriksaan terhadap saksi lainnya,” ungkap Juherdi mewakili Kapolres Lambar AKBP Ryky Widya Muharam, Kamis (14/3).
Menurutnya masyarakat Suoh dan BNS sejauh ini tidak pernah melakukan aksi-aksi anarkis. Terlebih melakukan pembakaran pada fasilitas umum. Sehingga, pihaknya tengah menyelidiki perihal adanya provokator dalam aksi pembakaran kantor TNBBS Resort Suoh tersebut.
’’Selama ini tidak pernah ada kejadian-kejadian seperti ini. Masyarakat Suoh dan BNS biasanya mengedepankan musyawarah. Karena seperti kita lihat di video-video itu kebanayakan hanya jadi penonton. Nah yang melakukan aksinya hanya beberapa orang. Ini semua masih kami dalami, termasuk pelaku dari pembakaran itu sendiri,” tegasnya.
Sementara, Tim Rescue Harimau dari Taman Safari Indonesia (TSI) telah bersilaturahmi ke Polres Lambar, Rabu (13/3). Mereka tiba di Lambar dalam rangka menjalankan misinya untuk menangani konflik harimau dan manusia di Kecamatan Suoh dan BNS.
Tim tersebut terdiri dari empat orang yang masing-masing mempunyai keahlian khusus dalam menangani binatang buas seperti harimau. Keahlian tersebut di antaranya sniper/penembak obat bius, pawang harimau (pakar telepati harimau), ahli peta, serta dokter hewan yang semuanya telah memiliki jam terbang cukup tinggi dalam upaya penanganan harimau.
Silaturahmi tim tersebut diterima langsung Kapolres AKBP Ryky Widya Muharam, S.I.K. di ruang kerjanya. Dalam kesempatan ini, tim menyampaikan bahwa pihaknya dari Taman Safari Indonesia pernah menangani beberapa konflik manusia dengan harimau. ”Kebetulan juga salah satu dari kami dulu pernah menangani konflik harimau dengan manusia di Talang 5 dan Kebun Tebu Sumber Jaya dan harimaunya dapat tertangkap. Semoga kali ini tim kami juga dapat secepatnya menangkap harimau di Suoh,” ujar salah satu tim kepada kapolres.
Dalam melakukan upaya penangkapan harimau tersebut, Tim Rescue Harimau dari Taman Safari Indonesia ini mengaku telah menyiapkan trik khusus. Salah satunya dengan membuat box trab (kandang jebak) secara alami yang terbuat dari papan atau dibuat senatural mungkin.
"Karena dengan metode kandang jebak menggunakan besi kurang efektif. Itu karena naluri harimau tidak mau memasuki kandang yang terbuat dari bahan besi atau logam. selain itu, mereka akan melakukan penembakan bius jika dimungkinkan tentunya dengan perhitungan yang matang," ujarnya.
Selama Tim Rescue Harimau dari Taman Safari Indonesia menjalankan misi dibantu dengan tim satgas yang telah dibentuk. Tim ini pun menghimbau kepada masyarakat sementara waktu mensterilkan lokasi yang menjadi zona teritori dari harimau yang memakan korban di wilayah Suoh.
’’Semoga dengan kedatangan Tim Rescue dari Taman Safari Indonesia dapat segera menangkap harimau tersebut sehingga masyarakat dapat beraktifvtas seperti sediakala," katanya.
Kapolres Lambar pun menyambut dengan gembira kedatangan tim dari Taman Safari Indonesia tersebut. Ia meminta kepada tim untuk bertindak cepat dan segera membuat trik jitu agar harimau dapat segera tertangkap dan tidak kembali memakan korban.
“Kami ucapkan selamat datang bapak bapak dari taman safari Indonesia. Harapan kami sangat besar terhadap kehadiran bapak-bapak dalam menangani konflik manusia dengan harimau di Suoh," ucapnya.
’’Lakukan upaya cepat dan akurat dalam misi penanganan ini supaya tidak timbul korban baru karena sampai saat ini sudah ada 4 korban. Dua orang meninggal dunia, satu orang selamat dan satu lagi luka serius. Dan, pihak Polres Lampung Barat akan membantu pengamanan tim dalam misi ini," pungkasnya. (nop/c1/rim)