Gara-gara Harimau, Sudah 9 Orang Diperiksa
![](https://radarlampung.bacakoran.co/assets/default.png)
BANDARLAMPUNG – Akibat keganasan harimau di Kecamatan Bandarnegeri Suoh (BNS) dan Suoh, Lampung Barat (Lambar), ternyata tidak hanya menewaskan dua warga dan satu lainnya sempat dirawat di puskesmas. Melainkan beberapa warga dari dua kecamatan tersebut juga harus diperiksa polisi. Itu setelah terjadi insiden pembakaran kantor Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Resort Suoh lantaran dinilai warga tak kunjung berhasil mengatasi konflik harimau dan manusia.
Seperti diketahui, pembakaran kantor TNBBS Resort Suoh pada Senin (11/3) lalu bermula ketika massa dari Kecamatan BNS dan Suoh menggelar unjuk rasa. Mereka memprotes prihal kinerja tim yang telah melakukan upaya evakuasi terhadap harimau sumatera yang sudah memakan korban jiwa, tetapi belum juga membuahkan hasil. Bahkan, harimau justru kembali menerkam salah seorang warga sehingga menjadi pemicu kemarahan warga dengan melampiaskannya melakukan pembakaran kantor dan fasilitas yang ada di kantor TNBBS tersebut.
BACA JUGA:Operasi Keselamatan Krakatau 2024, Ribuan Pelanggar Lalu Lintas Ditindak
Kasatreskrim Polres Lambar Iptu Juherdi Sumandi mengungkapkan pihaknya hingga Kamis (14/3) telah memeriksa sembilan saksi. Mereka adalah orang-orang yang mengetahui terkait kejadian juga berada di lokasi pembakaran.
’’Sudah sembilan orang yang kami lakukan pemeriksaan. Masih memungkinkan kami melakukan pemeriksaan terhadap saksi lainnya,” ungkap Juherdi mewakili Kapolres Lambar AKBP Ryky Widya Muharam, Kamis (14/3).
Menurutnya masyarakat Suoh dan BNS sejauh ini tidak pernah melakukan aksi-aksi anarkis. Terlebih melakukan pembakaran pada fasilitas umum. Sehingga, pihaknya tengah menyelidiki perihal adanya provokator dalam aksi pembakaran kantor TNBBS Resort Suoh tersebut.
BACA JUGA:Sengketa Masyarakat dan PT CBM, DPRD Lampung Carikan Solusi Terbaik
’’Selama ini tidak pernah ada kejadian-kejadian seperti ini. Masyarakat Suoh dan BNS biasanya mengedepankan musyawarah. Karena seperti kita lihat di video-video itu kebanayakan hanya jadi penonton. Nah yang melakukan aksinya hanya beberapa orang. Ini semua masih kami dalami, termasuk pelaku dari pembakaran itu sendiri,” tegasnya.
Sementara, Tim Rescue Harimau dari Taman Safari Indonesia (TSI) telah bersilaturahmi ke Polres Lambar, Rabu (13/3). Mereka tiba di Lambar dalam rangka menjalankan misinya untuk menangani konflik harimau dan manusia di Kecamatan Suoh dan BNS.
Tim tersebut terdiri dari empat orang yang masing-masing mempunyai keahlian khusus dalam menangani binatang buas seperti harimau. Keahlian tersebut di antaranya sniper/penembak obat bius, pawang harimau (pakar telepati harimau), ahli peta, serta dokter hewan yang semuanya telah memiliki jam terbang cukup tinggi dalam upaya penanganan harimau.
BACA JUGA:Pembudi Daya Kerang Hijau di Bandarlampung Menjerit
Silaturahmi tim tersebut diterima langsung Kapolres AKBP Ryky Widya Muharam, S.I.K. di ruang kerjanya. Dalam kesempatan ini, tim menyampaikan bahwa pihaknya dari Taman Safari Indonesia pernah menangani beberapa konflik manusia dengan harimau. ”Kebetulan juga salah satu dari kami dulu pernah menangani konflik harimau dengan manusia di Talang 5 dan Kebun Tebu Sumber Jaya dan harimaunya dapat tertangkap. Semoga kali ini tim kami juga dapat secepatnya menangkap harimau di Suoh,” ujar salah satu tim kepada kapolres.
Dalam melakukan upaya penangkapan harimau tersebut, Tim Rescue Harimau dari Taman Safari Indonesia ini mengaku telah menyiapkan trik khusus. Salah satunya dengan membuat box trab (kandang jebak) secara alami yang terbuat dari papan atau dibuat senatural mungkin.
"Karena dengan metode kandang jebak menggunakan besi kurang efektif. Itu karena naluri harimau tidak mau memasuki kandang yang terbuat dari bahan besi atau logam. selain itu, mereka akan melakukan penembakan bius jika dimungkinkan tentunya dengan perhitungan yang matang," ujarnya.