Konon, Gibran Gantikan Airlangga sebagai Ketum Golkar di Munas

DUDUKI KURSI KETUA UMUM: Gibran Rakabuming Raka dikabarkan bakal menduduki kursi Ketua Umum Partai Golkar pascamunas Desember 2024. -FOTO HARIAN DISWAY -

JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari ikut menyoroti sejumlah nama dalam bursa Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar pada musyawarah nasional (munas) yang rencananya digelar pada Desember 2024.

Menurut Qodari, dalam kontestasi pucuk pimpinan di Partai Golkar kali ini sangat menarik. Karena nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikaitkan sebagai sosok yang akan menduduki kursi orang nomor satu di partai berlambang pohon beringin itu. Meskipun dalam hal ini, dia mengaku memiliki pandangan yang berbeda.

’’Sebagai partai besar tentu Golkar partai yang sangat menarik untuk dibahas dan didiskusikan, dan karena itu kemudian dikaitkan dengan Pak Jokowi sebagai calon potensial untuk menjadi Ketua Umum Golkar ke depan," ujar Qodari, Selasa (12/3).

’’Nah, saya mungkin berbeda dengan beberapa pandangan atau analisis yang berkembang. Menurut saya, Pak Jokowi tidak akan masuk ke Partai Golkar. Beliau tidak akan menjadi ketua umum dan tetap menjadi tokoh yang berada di atas semua partai politik,” katanya.

BACA JUGA:Partai Gerindra Lampung Duduki 16 Kursi di DPRD Lampung

Diketahui, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyebut sejumlah nama pun muncul menjadi kandidat Ketua Umum Partai Golkar. Mereka adalah Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Bahlil Lahadalia, dan Agus Gumiwang Kertasasmita.

Qodari juga memiliki pandangan berbeda dari sejumlah analisis dan pandangan terkait nama populer yang beredar tersebut. Ia menyebut satu nama yang potensial di luar nama yang disebutkan Bamsoet, yakni Gibran Rakabuming Raka.

"Menurut saya di luar 4 nama yang disebutkan oleh Bambang Soesatyo sesungguhnya menurut saya ada satu calon yang juga sangat potensial untuk menjadi ketua umum Golkar ke depan yaitu Gibran Rakabuming Raka,” ungkap Qodari.

Qodari menjelaskan dua alasan putera sulung Presiden Jokowi itu layak menahkodai Partai Golkar.

Pertama, Gibran tidak lama lagi menduduki jabatan posisi strategis sebagai orang nomor dua di Indonesia pada saat dilantik menjadi wakil presiden secara resmi pada Oktober 2024.

BACA JUGA:Arsenal ke Perempat Final Liga Champions Berkat Penampilang Gemilang David Raya

Dijelaskan Qodari, selama ini karakteristik Partai Golkar memiliki kecenderungan sebagai partai yang melekat sebagai bagian dari pemerintahan tentunya linear dengan Gibran sebagai wapres sekaligus ketua umum Partai Golkar.

“Kita tahu bahwa Partai Golkar punya kecenderungan yang sangat kuat untuk memiliki kaki, memiliki akses di pemerintahan bukan hanya menteri tetapi juga atau bahkan wakil presiden karena Golkar adalah partai yang ideologinya karya dan kekaryaan dan selalu berorientasi untuk menjadi bagian dari pemerintahan,” jelasnya.

Qodari melihat pengalaman itu terjadi pada wakil presiden (wapres) ke-10 dan 12 Jusuf Kalla saat menjabat pertama kali pada periode 2004-2009. Pada saat yang sama, JK juga berhasil menduduki ketua umum Golkar.

Tag
Share