RAHMAT MIRZANI

Ketersediaan WASH Berikan Dampak dalam Pembanguan Sektor Pendidikan

LAUNCHING: Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kemendikbudristek Iwan Syahril saat me-launching Dokumen Peta Jalan atau Roadmap Sanitasi Sekolah 2024-2030.-FOTO DOK. KEMENDIKBUDRISTEK -

JAKARTA - Ketersediaan akses air, sanitasi, dan higienitas (kebersihan) atau water, sanitation, and hygiene (WASH) memberikan dampak yang luar biasa pada pembangunan sektor kesehatan, ekonomi, hingga pendidikan. Khusus pendididikan, ketersediaan akses WASH di sekolah bagi peserta didik menjadi salah satu komponen penting yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan sekolah sehat yang berfokus pada kesehatan lingkungan.

Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah meluncurkan Dokumen Peta Jalan atau Roadmap Sanitasi Sekolah 2024-2030 sebagai landasan perencanaan bagi seluruh pihak terkait untuk mewujudkan sanitasi sekolah yang berkualitas di akhir 2030.

BACA JUGA:Pembukaan Program Doktor Terapan, Ini Tujuannya!

’’Kemendikbudristek telah mengimbau dan terus mendorong semua yang terlibat dalam ekosistem pendidikan untuk mewujudkan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Iwan Syahril.

Salah contoh perilaku tersebut, kata Iwan Syahril, adalah pembiasaan cuci tangan dengan sabun secara rutin yang berdasarkan penelitian dapat menurunkan angka ketidakhadiran secara signifikan hingga 50%. Selain itu, penyediaan air minum yang aman di sekolah dapat meningkatkan konsentrasi siswa dalam menangkap pelajaran dan secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas akademik mereka.

BACA JUGA:AG Fest 2024 Diikuti Ratusan Sekolah di Lampung

Hingga 2022, kata Iwan Syahril, sekitar 11,43% sekolah dari semua jenjang di Indonesia telah memiliki jamban yang terpisah dan berfungsi dengan baik. ’’Hal ini masih sangat jauh dari target yang diharapkan bahwa seluruh anak mendapat layanan WASH 100% pada 2030. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan sebuah perencanaan strategis yang dapat diimplementasikan lintas kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya seperti mitra pembangunan. Kami berharap dengan adanya dokumen Peta Jalan Sanitasi Sekolah ini, seluruh pemangku kebijakan dapat terlibat dalam perencanaan berbasis data menuju pencapaian sustainable development goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan 2030 terkait dengan akses sanitasi sekolah,” ucap Iwan Syahril.

Chief of WASH United Nations Children’s Fund (UNICEF) Indonesia Kannan Nadar mengapresiasi komitmen teguh Kemendikbudristek dalam meningkatkan kondisi air, sanitasi, dan kebersihan di seluruh sekolah di Indonesia.

  ’’Sarana sanitasi sekolah yang berketahanan iklim dan inklusi mempunyai dampak yang signifikan terhadap kesehatan serta kesejahteraan anak-anak secara keseluruhan. Juga menjamin martabat, keselamatan, dan kesehatan mereka yang pada gilirannya meningkatkan kehadiran serta prestasi di sekolah,” ujar Kannan. (rls/c1/ful)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan