Dinsos Bakal Salurkan Bansos Stunting

BANDARLAMPUNG- Dinas Sosial (Dinsos) Lampung mendapat alokasi insentif fiskal untuk penurunan stunting sebesar Rp 1,062 miliar. Dana tersebut akan dialokasikan dalam bentuk bantuan sosial (bansos) sembako yang ditujukan untuk kriteria penurunan stunting seperti ibu hamil dan ibu yang memiliki balita.

Kepala Dinas Sosial Lampung, Aswarodi  mengatakan setiap sasaran untuk penurunan stunting akan mendapat paket sembako dengan nilai Rp 500 ribu. Saat ini Dinsos Lampung, kata Aswarodi tengah memformulasikan kandungan paket sembako yang akan diberikan kepada para penerima yang ditetapkan. "Kandungan sembako yang ada didalamnya kita minta masukan dari dinas kesehatan. Jenisnya apa saja dan direkomendasikan jenis sembako nya harus memenuhi komponen protein tinggi karena untuk mencegah stunting maka proteinnya harus lebih banyak," ujar Aswarodi, Kamis.

Pada rapat yang telah dibahas, Rabu lalu salah satu komponen yang dimasukan di dalam paket sembako adalah susu dan telur. "Kita tetap akan pertimbangkan karena bentuknya paket sembako yang dikemas kalau telur mentah khawatir pecah. Sebab tidak mungkin langsung didistribusikan kalau telur rebus khawatirnya busuk. Maka ini sedang kita diskusikan," ucapnya.

Sehingga, untuk komponen paket sembako yang berkolaborasi dengan dinas kesehatan ini diharapkan akan benar-benar representatif untuk pencegahan stunting. Untuk data penerima bansos penurunan stunting ini, lanjut Aswarodi ada beberapa data yang menjadi rujukan, baik itu DTKS dinsos, PPPKE dari Bappeda, dan data dari dinas kesehatan. "Dari dinas kesehatan mengusulkan data yang memang benar-benar data masyarakat yang berpotensi rawan stunting di masing-masing kabupaten dan pak sekda mengarahkan kita menggunakan data dinas kesehatan karena lebih tepat," ungkapnya.

Dijelaskan Aswarodi, dari anggaran yang dinsos dapat digunakan untuk sosialisasi, verifikasi data vaktual maupun oprasional sekitar Rp 100 juta. "Nah untuk paket sembakonya sendiri sekitar 1.800 paket. Ini juga belum bisa mengcover semua karena sebaran stunting di 15 kabupaten/kota dan di satu kabupaten saja sebarannya luar biasa rekomendasi pak sekda agar sasarannya terpusat," tuturnya.

Sasaran terpusat yang dimaksud, menurut Aswarodi misal di satu kabupaten ada 15 kecamatan. Agar efektif dipilih kecamatan dengan resiko stunting yang tinggi. Tujuannya untuk mempermudah distribusi. Disinggung bansos penurunan stunting Dinsos Lampung akan disalurkan ke mana, Aswarodi menyebut diutamakan ke kabupaten yang tidak mendapatkan insentif fiskal. "Yang tidak terima insentif fiskal seperti Lampung Timur, Tulang Bawang Barat, Pesawaran, dan lainnya. Kabupaten/kota lain dapat," terangnya. Untuk Provinsi Lampung insentif fiskal dapat Rp 5 miliar dan itu terbagi ada untuk dinas kesehatan, Dinas PMDT, Dinas PPPA, dan Dinas Sosial.(pip/nca)

 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan