Kemenag Matangkan Program Ramah Lansia dan Mitigasi Risiko Haji 2024

FOTO LAZISMU Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Hilman Latief. --FOTO LAZISMU

JAKARTA - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief menyambut positif implementasi layanan haji ramah lansia pada penyelenggaraan haji 1444 H/2023 M. Namun, Hilman meminta agar kualitas haji ramah lansia tahun ini dapat ditingkatkan. Terutama pada aspek program dan mitigasi risikonya.

Jamaah haji Indonesia yang berusia 65 tahun ke atas pada penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/2023 M sangat banyak. Jumlahnya sekitar 61.000 orang atau 30 persen dari 229.000 total kuota jamaah haji Indonesia saat itu. Ada sembilan ikhtiar yang dilakukan Kemenag untuk mewujudkan haji ramah lansia pada 2023, yaitu pelibatan ahli geriatri dalam menyusun pedoman.

Kemudian menyusun buku pedoman manasik haji ramah lansia; menyiapkan sarana transportasi (bus shawalat) ramah lansia; menyediakan ruang tunggu khusus dan menyusun skema penempatan jamaah lansia di hotel; mengurangi kegiatan seremonial di embarkasi; menggelar bimbingan teknis bagi petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) dengan penekanan pada semangat haji ramah lansia; mengedukasi jamaah lansia agar tidak memaksakan diri dan memberikan pemahaman tentang berbagai alternatif kemudahan dalam ibadah haji; melibatkan jamaah haji lainnya untuk meningkatkan kepedulian terhadap jamaah lansia; serta menjalin sinergi lintas pihak dalam penyediaan kursi roda. 

’’Haji ramah lansia pada aspek layanan sudah cukup baik. Ini berkaca dari penyelenggaraan haji 2023. Tapi, mohon diperkuat programnya,” kata Hilman, Jumat (23/2).

’’Kita perlu mematangkan program haji ramah lansia mulai dari sebelum jamaah berangkat, saat mereka di Arab Saudi, serta saat kepulangan atau setelah berhaji,” sambung Hilman.

Hilman menyampaikan, haji ramah lansia menjadi perhatian dari pemerintah seiring dengan proyeksi masa depan jamaah haji yang lansianya akan terus bertambah. ’’Ini luar biasa. Baru setahun diterapkan dan direspons dengan baik. Ini menjadi catatan dari Menag untuk bisa terus dikembangkan. Ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk memperbaiki seluruh proses bisnis haji ramah lansia, mulai dari filosofi, konsep dasar, program, dan layanan,” sebut Hilman.

Selain penguatan program, Hilman juga menyinggung mitigasi risiko dan skenario kedaruratan penyelenggaraan haji 1445 H/2024 M. Menurutnya, skenario kedaruratan perlu disiapkan sejak awal, termasuk upaya mengefektifkan komunikasi dalam memitigasi semua potensi persoalan.

’’Kita perlu membangun akses dan relasi yang baik dangan tim Saudi, termasuk keamanan. Jika memungkinkan menghadirkan tim Kementerian Haji dalam peletihan petugas haji agar mereka bisa menjelaskan situasi dan kebijakan di Saudi,” ucap Hilman.

’’Kita upayakan menggelar training bersama di Saudi dengan tim Saudi yang akan menangani Indonesia. Sehingga terbentuk kesamaan persepsi dalam melayani jamaah haji,” lanjutnya.

Kuota haji Indonesia tahun ini berjumlah 221.000. Selain itu, Indonesia juga mendapat tambahan kuota sebesar 20.000 orang sehingga totalnya 241.000 jamaah. Jumlah ini terdiri atas 213.320 jamaah haj reguler dan 27.680 jamaah haji khusus. Jamaah haji reguler tahun ini yang masuk kategori lansia dengan usia 65 tahun ke atas jumlahnya sekitar 45.000. 

Berbeda dengan 2023, tahun ini diterapkan kebijakan istithaah kebijakan sebagai syarat pelunasan. Sehingga, jamaah yang akan melunasi biaya haji, harus memenuhi syarat istithaah Kesehatan terlebih dahulu. ’’Ini menjadi ikhtiar kami. Semoga, kondisi kesehatan jamaah haji tahun ini lebib baik,” ungkap Hilman. (jpc/c1)

 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan