Arus Penumpang Harus Timbal Balik

ilustrasi wisatawan-ilustrasi edwin/radar lampung-

“Saya mengapresiasi penambahan rute ini. Harapannya ekonomi kreatif Lampung bisa meningkat. Tidak hanya untuk warga lokal tapi juga warga mancanegara,” ujar Abi kepada Radar Lampung.

Abi berharap, rute baru ini jangan sampai hanya fokus pada warga Lampung yang hendak ke Yogyakarta atau Bali. Tetapi juga bisa menarik warga lokal ataupun warga asing dari Yogya dan Bali ke Lampung. 

“Karena kita ketahui daya tarik pariwisata di Yogyakarta dan Bali menjadi hal utama bagi wisatawan lokal dan internasional ke daerah tersebut,” ucapnya. 

“Jangan sampai rute yang dibuka hanya mendatangkan wisatawan Lampung ke Yogyakarta dan Bali. Tapi harus sebaliknya juga,” imbuhnya.

Untuk itu, sambung Abi, Dinas Pariwisata dan Ekraf Lampung harus mengembangkan wisata-wisata Lampung agar mampu mendatangkan investor. Sehingga akhirnya, Lampung dapat menjadi provinsi pilihan untuk destinasi pariwisata.

Begitu juga dengan rencana penambahan frekuensi penerbangan ke Krui dari Bandara Radin Inten II, Abi juga menyambut baik rencana tersebut.

“Karena kita ketahui tahun lalu destinasi untuk wisata di Krui bisa melaksanakan perlombaan internasional. Dan sudah menjadi daya tarik wisatawan asing dengan ombak yang menjadi olahraga surfing,” tuturnya.

Abi berharap, adanya pengembangan rute ke bandara Taufiq Kiemas dapat membuka akses daerah dan provinsi lain. Sehingga bisa berdampak terhadap ekonomi kreatif dan UMKM yang ada di Pesisir Barat.

“Lampung menjadi terkenal karena destinasi pantai dan lautnya. Itu yang wajib bisa dikembangkan dinas pariwisata agar dapat menarik pengunjung lokal dan asing,” ungkapnya.

Meski sektor pariwisata Lampung semakin baik dan juga rute-rute penerbangan dari Bandara Radin Inten II semakin diperluas, dirinya tetap mengingat untuk tetap menjaga agar rute yang telah diaktifkan tidak mati.

Abi memaparkan, ada beberapa penyebab matinya rute. Yang utama adalah kurangnya peminat penumpang ke lokasi tujuan.

“Mungkin apabila warga Lampung ke Yogya dan Bali akan banyak peminatnya, tetapi apakah peminat dari warga Yogya dan Bali ke Lampung akan banyak pengunjung juga? Nah itu yang harus dipikirkan dinas pariwisata Provinsi Lampung,” ucapnya.

Faktor lainnya, terus dia, kurangnya daya tarik daerah dalam mendatangkan wisatawan. Sehingga perlu ada produk lokal ataupun budaya Lampung yang bisa ditampilkan secara rutin sehingga dapat menjadi ciri khas Lampung ketika mengenalkan budayanya ke wisatawan seperti di Yogyakarta dan Bali.

Dirinya juga memberikan masukan agar rute-rute yang telah dibuka di Bandara Radin Inten II tidak mati atau tutup dengan menarik investor luar guna mengembangkan destinasi wisata Lampung. Sehingga dapat makin mendongkrak pariwisata Sai Bumi Ruwa Jurai.

Kemudian, meningkatkan UMKM Provinsi Lampung atau daerah tertentu agar Lampung dapat menjadi daya tarik wisatawan luar.

Tag
Share