Waspada, Satu Daerah di Lampung Barat Berstatus KLB DBD

RAPAT: Rapat lokakarya mini lintas sektoral di aula Puskesmas Buaynyerupa, Lampung Barat, Kamis (18/1).-FOTO IST/RNN -

LAMBAR - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Sukau, Lampung Barat, kini menjadi kejadian luar biasa (KLB). Tercatat selama 2023, ada 30 warga yang dinyatakan positif DBD.

Belum selesai di angka itu saja, pada awal 2024 ini lagi-lagi pihak UPT Puskesmas Buaynyerupa mencatat tujuh kasus. Di mana lima di antaranya positif DBD dan dua lainnya berstatus suspect DBD.

Kondisi ini tentu harus menjadi perhatian bersama, karena puskesmas tidak dapat bekerja sendiri tanpa ada dukungan dan kerja sama dari masyarakat untuk memberantas penyebaran penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut.

BACA JUGA:Instansi Vertikal Kebagian ‘Jatah’Rp 1 Miliar dari Pemkab Lambar

Seperti yang diungkapkan Kepala UPT Puskesmas Buay Nyerupa, Metty Sylviani usai menggelar rapat lokakarya mini lintas sektoral di aula puskesmas setempat, Kamis (18/1).

Metty menyatakan hingga kini Demam Berdarah Dengue di wilayah Kecamatan Sukau masih menjadi perhatian serius. 

Sehingga masyarakat diminta agar dapat meningkatkan kewaspadaan dengan menjaga kebersihan lingkungan serta turut mendukung upaya pemberantasan jentik dan sarang nyamuk di masing-masing lingkungan tempat tinggal.

“Meningkatnya penyakit DBD di sukau, menjadikan wilayah ini sebagai KLB. DI Tahun 2023 ada 30 warga yang terserang DBD, empat diantaranya petugas kesehatan. Kemudian di awal tahun 2024 ini sudah ada tujuh kasus, 5 diantaranya positif DBD dan 2 berstatus suspect atau diduga DBD. Artinya penyakit DBD ini bisa menyerang siapa saja, jadi kami harap semua bisa bekerja sama membantu pencegahan dan penanggulangannya,” ungkap Metty.

BACA JUGA:Polres Pringsewu Lakukan Pengamanan Keberangkatan Peserta Harlah ke-101 NU Ke GBK

Metty menerangkan, tingginya jumlah penderita DBD di Kecamatan Sukau, di dominasi dari empat pekon yaitu Pekon Hanakau, Tanjung Raya, Buay Nyerupa dan Pagar Dewa. 

Masing-masing memiliki karakteristik, seperti di Hanakau dan Tanjung Raya selain mobilitas masyarakat yang tinggi juga karena wilayah itu merupakan sentra pertanian dan sayuran yang banyak lahan lembab memang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. 

“Kemudian di Pekon Buay Nyerupa dan Pagardewa, wilayah ini merupakan sentra pasar yang juga di beberapa tempat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk,” papar dia.

Sehingga sebagai langkah antisipasi, masyarakat diimbau untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan rumah dan sekitarnya sekaligus menerapkan 3 M. 

“Selain PSN, kami juga mengajak masyarakat untuk aktif dalam melakukan gerakan 3M, yakni menutup, menguras tempat penampungan air dan mengubur tempat penampungan air yang sudah tidak terpakai,” ajaknya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan