Hilirisasi Penelitian Harus Ada Target

LIBATKAN PAKAR DAN PRAKTISI: Focus Group Discussion Peningkatan Kualitas Proses Penelitian dan Percepatan Hilirisasi Hasil Penelitian di ruang sidang Lt. 2 Rektorat Unila, Kamis (18/1).-FOTO SYAIFUL MAHRUM/RADAR LAMPUNG -

BANDARLAMPUNG - Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung (Unila) Dr. Habibullah Jimad menyebut pendanaan penelitian Unila 2023 mencapai Rp43.039.516.020. ’’Itu dari berbagai sumber dengan total 913 judul penelitian,” kata Habib –sapaan akrabnya– mengawali Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan Kualitas Proses Penelitian dan Percepatan Hilirisasi Hasil Penelitian di ruang sidang Lt. 2 Rektorat Unila, Kamis (18/1).

Kemudian dana pengabdian kepada masyarakat selama 2023, lanjutnya, sebesar Rp6.377.900.000. Lalu publikasi selama 2023 sebanyak 2.560 dan kekayaan intelektualnya sebanyak 601.

’’Dari hasil-hasil penelitian itu kita diskusikan apa yang harus dilakukan. Bagaimana ini bisa berdampak pada penciptaan nilai tambah. Misalnya dengan dana penelitian yang besar itu apa manfaatnya bagi peningkatan nilai tambah, peningkatan kesejahteraan, dan peningkatan daya saing yang akhirnya ini akan berdampak pada masyarakat secara umum,” ungkapnya.

FGD ini, tegas Habib, tidak akan berhenti di sini. ’’Kita akan membuat series diskusi. Jadi nanti ada rekomendasi kebijakan yang akan kita lakukan. Apa yang menjadi peran perguruan tinggi, pemerintah, dunia usaha, media, dan masyarakat. Pastinya semua harus bergerak. Kalau komponen ini bisa sinergis, insya Allah apa yang diharapkan ada benefit, ada manfaat, dan ada profit,” ucapnya. 

BACA JUGA:Beli Tanah Selebar 1 Meter Bisa Bangun Rumah

Selama ini, tandasnya, penelitian hanya cenderung untuk kepuasan akademis dosen-dosen yang melakukan penelitian. “Jadi, para peneliti jangan hanya puas dengan kepuasan akademis, tapi juga ada  kepuasan ekonomi,” katanya.

Lalu terkait hilirisasi penelitian, menurut dia, harus ada target. “Apakah finansial? Seperti yang saya katakan, untuk kemandirian kita perlu pendanaan. Hasil penelitian-penelitian nanti bisa kita pilih atau komersialisasi,” ungkapnya.

Lebih lanjut dalam FGD yang dimoderatori Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M.Sc. tersebut, mantan Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo, M.Sc. pun memaparkan pola ilmiah dan penelitian (PIP). ”Penelitian adalah jati diri universitas. Diukur seberapa jauh implementasi hasil penelitian. Kalau tidak ada PIP, penelitian kita ngacak. PIP memperkaya hasil pembelajaran,” katanya.

Dalam merancang penelitian, jelas Muhajir, perlu disusun state of the art dan roadmap-nya. ‘’Kemudian penelitiannya dirancang secara berkelanjutan jangka panjang) hulu-hilir. Biasanya penelitian hulu maupun hilir sudah melibatkan peneliti dari jurusan lain bahkan fakultas lain,” ujarnya.

BACA JUGA:Kuota 6.969 CJH, Lunas Bipih Baru 48

Guna mendukung hilirisasi penelitian, Muhajir mengatakan perlu dicari komoditas strategis yang mempunyai pohon industri besar. Untuk pertanian misalnya kelapa sawit dan tebu. ‘’Jangan lupa penelitian hulu juga harus dipertimbangkan (untuk pertanian benih/bibit, pupuk, pestisida). Penelitian hulu maupun hilir biasanya memerlukan kerja sama lintas disiplin bahkan pihak luar universitas. Untuk mendapatkan inovasi perlu ada mitra strategis yang bisa berkolaborasi melalui pendekatan. (riplehelix, guadruplehelix, maupun pentahelix),’’ ujarnya.

Hasil akhir penelitian, tegas Muhajir, tidak berhenti di laporan penelitian, tapi juga berupa jurnal, buku, dan kekayaan intelektual seperti paten, hak cipta, design Industri, merek dagang, dan lainnya. ‘’Kekayaan Intelektual bukan hanya akan  mendongkrak krak reputasi peneliti, tapi juga reputasi universitas. Selain manajemen, peran LPPM adalah membina peneliti muda; memperkuat dan membangun link dengan mitra strategis; membina dan meningkatkan kualitas jurnal-jurnal internal; membantu dana untuk publikasi hasil penelitian di jurnal bereputasi; serta ember apresiasi kepada peneliti berprestasi,” paparnya.

Pada kesempaan sama, Prof. Dr. Jhon Hendri, M.S. menyatakan bagaimana riset dengan dana terbatas bisa melaksanakan PIP. “Kita berharap dengan FGD ini masih bisa terus berkarya,” kata mantan Wakil Rektor IV era Rektor Unila Sugeng P. Hariyanto tersebut. 

Lalu Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. menyatakan dalam penelitian dan pengabdian masyarakat perlu kerja sama multi stakeholder. “Perlu sinergi dan kolaborasi,” ujarnya.

Tag
Share