Kajian Psikolinguistik Kilir Lidah

Dwi Rahma Safitri, Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Lampung, Angkatan 2025--

Oleh: Dwi Rahma Safitri

Fenomena yang Sering Terjadi, Ternyata Menyimpan Cerita tentang Cara Kerja Otak.

Berbicara mungkin terlihat sederhana, nyatanya proses berbicara jauh lebih rumit dari yang terlihat. Otak bekerja cepat menyusun pesan, memilih kata, lalu mengatur bunyi sebelum akhirnya keluar menjadi tuturan.

Proses itulah yang menyebabkan manusia sering mengalami kilir lidah saat bertutur. Seperti yang dinyatakan oleh Zulfa dkk. (2023), kilir lidah adalah hal yang wajar dan muncul ketika seseorang berbicara sambil menyusun pikiran secara cepat.

Kilir lidah merupakan kekeliruan dalam perencanaan produksi tuturan ketika penutur bermaksud mengucapkan sesuatu, tetapi terjadi gangguan selama proses perencanaan sehingga hasil ujarannya tidak sesuai (Jaeger, 2005).

Fenomena ini dianggap sebagai jendela kecil untuk melihat bagaimana otak manusia bekerja. Ketika seseorang sedang gugup, terburu-buru, atau sedang mengalami beban kognitif tinggi, kata-kata yang muncul bisa tidak sesuai dengan maksud sebenarnya.

Penelitian yang menjadi dasar tulisan ini mengambil contoh kilir lida dari sebuah program bincang-bincang yang menghadirkan banyak narasumber dari kalangan akademisi, yaitu program acara Mata Najwa episode Kuliah, Kerja, dan Kenyataan.

Tayangan ini diambil karena memiliki kisah inspiratif dengan pandangan yang beragam dari masing-masing tokoh. Situasi dalam acara ini adalah semi-formal. Namun, pembicara dituntut berpikir cepat dan berbicara spontan untuk menjawab pertanyaan dari moderator. Dalam kondisi itulah kilir lidah sering terjadi.

Selama proses pengamatan menggunakan teknik simak catat, yaitu menyimak video dan mencatat data kilir lidah dalam acara, ditemukan 13 data kilir lidah. Kilir lidah tersebut muncul dalam tiga unit kekeliruan, yaitu kekeliruan segmen fonetik, kekeliruan susunan suku kata, dan kekeliruan pilihan kata.

Ketika Segmen Fonetik Bertukar Tempat

Kilir lidah dengan unit kesalahan segmen fonetik terjadi ketika fonem berubah menjadi fonem lain. Manshur dan Istiqomah (2021) menjelaskan bahwa kekeliruan ini paling sering terjadi karena bunyi yang saling mengganti atau fonem bertukar tempat.

Dalam data yang ditemukan, penutur mengucapkan lebih ruas dari luang yang maksudnya adalah lebih luas dari ruang. Penutur menukar beberapa fonem sekaligus, seperti /l/ menjadi /r/.

Kekeliruan itu terjadi karena penutur menjawab pertanyaan dengan tergesa-gesa. Mayasari (2015) menyatakan bahwa kondisi terburu-buru membuat kata yang telah diproses dalam otak tidak terucap dengan baik saat dilisankan.

Contoh kekeliruan di unit ini juga terjadi saat salah peutur mengucapkan bita yang maksudnya bisa. Penutur mengubah fonem /s/ menjadi /t/.

Tag
Share