Mau Beli Mobil Hybrid Bekas? Pahami Teknologinya!

Ilustrasi mobil hybrid. -- FOTO FREEPIK/FRIMUFILMS

Mobil yang sering mati-hidup otomatis atau digunakan untuk perjalanan pendek berulang cenderung membuat baterai bekerja ekstra.

 

Mobil hybrid idealnya rutin dipakai dalam jarak cukup agar proses pengisian dan pelepasan daya berjalan optimal. Jika kondisi baterai menurun, performa mobil hybrid bekas akan ikut terdampak signifikan.

 

Inverter bertugas mengatur aliran listrik antara baterai dan motor listrik. Bersama motor listrik, komponen ini masuk kategori sparepart mahal. Kerusakan pada inverter atau motor listrik membutuhkan teknisi bersertifikat hybrid, serta biaya perbaikannya bisa jauh lebih besar dibanding perbaikan mesin mobil biasa.

 

Banyak yang mengira mesin bensin mobil hybrid lebih awet karena sering terbantu motor listrik. Pada kenyataannya, justru ada risiko perawatan tambahan.

 

Karakter kerja mesin hybrid berbeda karena mesin sering hidup-mati otomatis, tidak selalu bekerja pada rpm yang stabil, serta lebih bergantung pada sistem pendinginan yang optimal.

 

Oli mesin juga tetap harus diganti secara teratur meskipun mesin jarang menyala. Oli tetap bisa mengalami degradasi meski waktu penggunaan tidak lama.

 

Semua mobil bekas membawa risiko riwayat servis yang tidak transparan, tetapi risikonya jauh lebih tinggi pada mobil hybrid. Tanpa catatan servis yang lengkap Anda tidak tahu kapan baterai terakhir diperiksa, serta tidak ada informasi soal kondisi inverter atau motor listrik.

 

Ada kemungkinan kerusakan sistem kelistrikan sudah terjadi tetapi belum ditangani. Oleh karena itu, riwayat hybrid service adalah faktor penentu layak atau tidaknya sebuah mobil hybrid bekas dibeli.

Tag
Share