Fakta OTT KPK di Riau: Pejabat Pinjam Uang dan Gadaikan Tanah demi Setoran untuk Gubernur

Gubernur Riau Abdul Wahid (kiri), dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (PUPR PKPP) Provinsi Riau M Arief Setiawan (kanan), mengenakan rompi tahanan usai menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih K-Foto Beritasatu -

Sedangkan pada tahap ketiga, yang berlangsung pada November 2025, Kepala UPT Wilayah III berhasil menghimpun sekitar Rp 1,25 miliar.

Dari jumlah itu, Rp 450 juta diserahkan kepada Abdul Wahid melalui MAS, sementara Rp 800 juta diduga diberikan secara langsung kepada gubernur.

Menurut Asep, praktik tersebut sudah menjadi rahasia umum di kalangan pegawai dinas dan bahkan dikenal dengan istilah “jatah preman”.

Mereka yang menolak menyetor disebut mendapat ancaman mutasi atau pencopotan jabatan.

Kasus ini bermula dari laporan masyarakat yang mencurigai adanya praktik pemerasan dalam proses penambahan anggaran proyek jalan dan jembatan tahun 2025.

Berdasarkan hasil penyelidikan, pada Mei 2025 terjadi pertemuan antara FRY dan enam kepala UPT wilayah I–VI Dinas PUPR-PKPP di sebuah kafe di Pekanbaru.

Dalam pertemuan itu dibahas kesanggupan memberikan “fee” kepada gubernur sebagai imbalan atas tambahan anggaran proyek dari Rp 71,6 miliar menjadi Rp 177,4 miliar.

Awalnya, besaran fee disepakati sebesar 2,5 persen.

Namun, permintaan tersebut dinaikkan menjadi 5 persen atas instruksi langsung dari MAS, yang merupakan tangan kanan Abdul Wahid.

KPK kemudian melakukan operasi tangkap tangan (OTT) pada Senin (3/11) dan mengamankan MAS, FRY, serta lima kepala UPT wilayah.

Dalam operasi tersebut, penyidik turut menyita barang bukti berupa uang tunai sebesar Rp 800 juta.

Dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih, Wakil Ketua KPK Johanis Tanak mengumumkan penetapan tiga tersangka utama, yakni Abdul Wahid selaku Gubernur Riau, Muhammad Arief Setiawan (MAS) sebagai Kepala Dinas PUPR-PKPP, dan Dani M. Nursalam, Tenaga Ahli Gubernur.

Ketiganya langsung ditahan untuk kepentingan penyidikan lebih lanjut.

Abdul Wahid terlihat mengenakan rompi oranye khas tahanan KPK saat digiring menuju ruang konferensi pers bersama dua pejabat bawahannya.(*)

 

Tag
Share