Kongres tanpa Jokowi, Projo Ganti Logo

Kongres III Projo hari kedua, Minggu (2/11), di Jakarta. Tanpa kehadiran Jokowi menjadi pertanyaan besar bagi dunia politik, mengingat selama dua periode Jokowi dan Projo punya kedekatan batin.-FOTO FAJAR ILMAN/DISWAY.ID -

JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Hendri Satrio menilai absennya Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di Kongres III Projo menjadi momen penting bagi relawan pendukungnya.
Hendri menegaskan wajar jika para anggota Projo merasa kecewa lantaran sosok yang mereka dukung sejak awal justru tidak hadir dalam agenda besar tersebut.
“Pasti Projo kecewa ya, Pak Jokowi enggak datang. Itu harus dimengerti, karena ‘kan Projo itu ‘kan Projokowi, masa Jokowinya enggak datang,” katanya saat dikonfirmasi, Minggu 2 November 2025.
Ia menilai ketidakhadiran Jokowi bisa menjadi sinyal perubahan arah bagi organisasi relawan yang dikenal loyal terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
“Mungkin ini era yang baru buat Projo ya. Ada saatnya kita memulai, ada saatnya kita mengakhiri,” ujarnya.
Meski demikian, ia menampik bahwa absennya Jokowi otomatis menandakan keretakan hubungan antara Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi dan Jokowi.
Menurutnya, isu mengenai dinamika hubungan keduanya sudah pernah mencuat sebelumnya, namun sempat mereda ketika Budi Arie mendapat posisi penting di pemerintahan.
“Tapi bukan kali pertama Budi Arie begini gitu, waktu itu kan juga sempat bilang mau membubarkan diri gitu. Terus, dapet jabatan Wakil Menteri Desa, enggak jadi bubar deh,” ujarnya menambahkan.
Sementara itu, ajudan Jokowi, Kompol Syarif, mengonfirmasi bahwa Jokowi absen bukan karena alasan politik, melainkan pertimbangan kesehatan.
Ia menjelaskan, dokter kepresidenan menyarankan Jokowi untuk beristirahat dan tidak melakukan aktivitas di luar ruangan.
“Karena pertimbangan tim dokter yang menganjurkan Bapak (Jokowi) untuk beristirahat dan tidak beraktivitas di luar ruangan, beliau belum dapat menghadiri Kongres III Projo,” ujar Syarif saat dikonfirmasi.
Meski tak hadir secara langsung, Jokowi tetap menyapa para relawan melalui tayangan video yang ditampilkan dalam acara tersebut.
Kehadiran virtual itu menjadi bentuk apresiasi dan komunikasi simbolik terhadap para pendukungnya di tengah kondisi kesehatannya yang perlu dijaga.
Sementara, Ketua Umum (Ketum) Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, mengungkapkan bahwa organisasinya tengah menggodok perubahan logo Projo.
Menurutnya, perubahan logo tersebut dilakukan agar identitas Projo tidak terkesan berpusat pada sosok tertentu.
“Logo Projo akan kita rubah, supaya tidak terkesan kultus individu,” ujarnya di sela-sela kongres III Projo di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Sabtu, 1 November 2025.
Logo Projo saat ini adalah siluet wajah Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi). Rencananya, setelah kongres ini selesai, siluet wajah ayah Gibran Rakabuming Raka itu tak lagi terpampang di logo organisasi tersebut.
Budi mengatakan bahwa rencana perubahan logo merupakan bagian dari upaya transformasi terhadap organisasi Projo.
“Projo akan melakukan transformasi organisasi. Yang salah satunya adalah kemungkinan merubah logo Projo, yang nanti akan kita putuskan di Kongres ketiga ini,” kata Budi.
Meski begitu, mantan Menteri Koperasi (Menkop) ini menegaskan bahwa Projo tidak akan menjadi partai. Dan upaya transformasi organisasi akan tetap dilakukan.
“Kita harus mentransformasikan Projo. Karena tugas Projo tadi sudah mengawal pemerintahan Pak Jokowi 2 periode dan kita saat ini menghadapi tantangan baru,” jelas Budi.
“Ini tidak mudah geopolitiknya, tantangan globalnya, dan sebagainya. Sehingga kita harus betul-betul persatuan nasional ini menjadi penting,” sambungnya.
Sebelumnya, Ketum Projo Budie Arie Setiadi, mengajak para anggotanya untuk mendoakan kesehatan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Ajakan itu disampaikan usai mengetahui Jokowi tidak hadir dalam Kongres Projo III yang digelar di Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 1 November 2025.
“Pertama-tama marilah kita berdoa bersama semoga Pak Jokowi diberi kesehatan,” ajak Budi Arie dalam sambutan, Sabtu.
Budi Arie mengaku, dirinya sempat bertemu dengan Jokowi pada minggu lalu di kediamannya. Saat itu, kondisi Presiden ke-7 memang sudah lebih pulih.
Namun, ia tetap memahami adanya anjuran dokter yang harus dipatuhi. Sehingga, Jokowi tidak hadir dalam agenda kongres hari ini.

“Mungkin pertimbangan kesehatan, pertimbangan dokter untuk berkerumun dalam kerumunan belum dimungkinkan,” tutur Budi.
Kendati demikian, lanjut Budi Arie, semangat Jokowi tetap ada di ruangan tempat kongres berlangsung, meskipun beliau tidak hadir.
“Tapi yang pasti semangat itu ada di ruangan ini, bahwa kesetiaan kita adalah kepada rakyat,” tegasnya.
Tak berhenti di situ, Budi Arie turut mengucapkan permohonan maaf. Sebab, kongres sempat tertunda cukup lama.
Seharusnya kongres digelar pada Desember 2024 lalu. Sudah tertunda hampir satu tahu ini. “Tertunda hampir cukup lama, hampir setahun, kita baru bisa menyelenggarakan Kongres Ketiga Projo. Sekali lagi, saya atas nama DPP Projo mengucapkan permohonan maaf karena kita menunda Kongres ini hampir satu tahun lamanya,” tukasnya.
Sebelumnya diberitakan,Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), dipastikan tidak menghadiri Kongres III Relawan Pro Jokowi (Projo) di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, pada Sabtu, 1 November 2025.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh ajudannya, Kompol Syarif Muhammad, saat dikonfirmasi oleh awak media.
Syarif pun membeberkan alasan Jokowi tak menghadiri acara tersebut. Pasalnya, ayah Gibran Rakabuming Raka itu dianjurkan oleh tim dokter untuk beristirahat. (disway/c1/yud)

Tag
Share