Bahasa Portugis Sebaiknya Dikenalkan di Sekolah Internasional
Pengamat pendidikan UIN RIL Prof. Syafrimen dan pengamat pendidikan Unila Naili Adilah Hamhij, M.Pd.--FOTO KOLASE ANGGI RHAISA/RADAR LAMPUNG
BANDARLAMPUNG - Rencana Presiden Prabowo Subianto memasukkan mata pelajaran bahasa Portugis di sekolah mendapat sorotan dari pengamat pendidikan di Lampung.
Pengamat pendidikan Universitas Lampung (Unila), Naili Adilah Hamhij, M.Pd., mengatakan bahwa penguasaan bahasa menjadi salah satu langkah strategis dalam memperluas cakrawala linguistik sekaligus membuka ruang kolaborasi internasional dan mempererat kerja sama regional yang telah terjalin.
Meski demikian, kata Naili, wacana pengajaran bahasa ini harus memiliki dasar yang jelas dari segi kebermanfaatan, baik secara strategis dan diplomatik. Sebab, kata Naili, ini akan berkaitan erat dengan students' need (kebutuhan siswa) dan students' future (masa depan siswa).
Kajian oleh pemangku kepentingan dalam hal ini Kemendikdasmen dan Kemendiktisaintek, kata Naili, sangat penting dilakukan guna melihat dampak keputusan ini terhadap kurikulum-kurikulum yang telah terimplementasi di Indonesia.
"Saya memandang bahwa meskipun gagasan pengajaran bahasa Portugis menarik, kebijakan ini perlu memiliki landasan yang kuat dari sisi manfaat strategis maupun diplomatik," ungkap Naili melalui pesan WhatsApp.
Hal ini, kata Naili, penting karena akan berpengaruh langsung pada kebutuhan dan masa depan peserta didik. Karena itu, Naili menyampaikan bahwa kajian mendalam dari para pemangku kepentingan menjadi langkah krusial untuk menilai sejauh mana kebijakan ini selaras dengan kurikulum yang telah diterapkan di Indonesia.
Dari sisi kebijakan, sambung Naili, langkah ini sejalan dengan semangat Merdeka Belajar yang menekankan keberagaman dan relevansi pembelajaran.
Namun, kata Naili, tantangan utamanya terletak pada ketersediaan guru yang kompeten, bahan ajar yang kontekstual, serta kesiapan institusi pendidikan dalam mengintegrasikannya tanpa membebani siswa dan mahasiswa.