Pemkot Metro Gelontorkan Rp 23,8 M untuk Tangani Stunting

pemkot metro gelontorkan rp 23,8 m untuk tangani stunting metro - pemerintah kota (pemkot) metro akan fokus menangani stunting yang mengarah pada pemberdayaan, disiplin data, dan tata kelola yang presisi.  wakil wali kota metro, m. rafieq adi pradana mengatakan, pemkot metro akan membangun sistem permberdayaan keluarga dan juga layanan dasar masyarakat dalam penanganan stunting di bumi sai wawai. "kita tahu bahwa apbn sudah mengurus untuk makanannya. jadi, apbd kita, akan diarahkan untuk memastikan keluarganya berdaya, lingkungannya sehat, dan juga layanannya presisi," kata rafieq. dikatakannya, pihaknya tengah menyusun anggaran perencanaan untuk penanganan stunting di tahun 2026 sebesar rp 23,8 miliar. di mana anggaran tersebut akan difokuskan pada lima prioritas utama menuju zero stunting. pertama, prioritas utama yang dilakukan adalah menutup kesenjangan sanitasi dan air layak. supaya dapat mencegah risiko infeksi yang dapat menghambat tumbuh kembang anak. selanjutnya, hal yang akan dilakukan yaitu untuk menguatkan layanan keluarga dan kesehatan reproduksi khususnya untuk mengedukasi, dan mencegah kehamilan berisiko.  "kemudian, memperkuat pemantauan balita di posyandu, dan puskesmas. sehingga, diharapkan tidak ada anak yang luput dari ukur-timbang dan tindak lanjutnya," ungkapnya. rafieq melanjutkan, yang keempat, anggaran akan digunakan untuk memberdayakan ekonomi rumah tangga yang berisiko stunting.  "lalu, yang kelima, akan menata ekosistem umkm pangan bergizi. jadi logika anggarannya ini mesti membantu menurunkan biaya sosial keluarga, dan mengangkat produktivitas rumah tangga," jelasnya. ia menjelaskan, terdapat tiga tantangan utama yang dinilai memperlambat penanganan stunting. antara lain, keterbatasan akses air minum dan sanitasi layak. kemudian, rendahnya penggunaan kontrasepsi modern yang malah berujung pada kehamilan berisiko, dan tingginya keluarga berisiko stunting. meburutnya, keberhasilan program penanganan stunting tak hanya sekadar pada penurunan angka, tetapi lebih pada keberlanjutan sistem yang menjaga setiap anak tetap tumbuh sehat. "sebab, tanpa adanya air bersih dan sanitasi yang layak, perbaikan gizi nantinya akan bocor di hilir. nah, kita juga tidak bisa hanya mengejar angka, tetapi juga harus mengejar keberlanjutan," pungkasnya. 

Tag

• # wakil wali kota metro
• # m rafieq adi pradana
• # stunting
• # metro

Share

• 
• 
• 
• 
•