Desak Transparansi Amdal Proyek LPL

Pembangunan Living Plaza Lampung (LPL) kembali berjalan di Rajabasa, Bandarlampung. -FOTO DOK. MELIDA ROHLITA -
“Pembangunan sudah dimulai sejak seminggu yang lalu, tapi kami tidak dilibatkan sama sekali. Katanya memang sudah berizin, tapi kan yang sering terdampak banjir di wilayah ini ya kami,” ujar Ijal.
Ijal menilai, pihak pengembang seharusnya memberikan sosialisasi lebih dulu kepada warga sekitar agar mereka memahami potensi dampak yang mungkin timbul di kemudian hari, terutama soal risiko banjir yang masih menjadi kekhawatiran utama warga.
“Saya cuma menyayangkan aja, karena yang terdampak kan lingkungan kami. Harusnya kan diajak bicara dulu, apalagi kalau ada perubahan drainase atau pembangunan besar di sekitar sini,” tambahnya.
Sementara itu, Sumi, warga lainnya, mengatakan bahwa beberapa waktu lalu sempat ada pertemuan antara tokoh masyarakat dan pihak terkait untuk membahas kelanjutan proyek tersebut. Namun, ia mengaku tidak mengetahui hasil dari rembug tersebut.
“Kurang paham ya hasilnya apa, karena saya nggak ikut. Tapi katanya tokoh masyarakat dan adat sempat kumpul. Mungkin setuju, karena buktinya sekarang pembangunan tetap jalan,” kata Sumi.
Dia juga mengaku khawatir dengan potensi banjir yang bisa semakin parah jika pembangunan tidak disertai sistem penampungan air yang baik.
“Memang di sini langganan banjir. Kalau pembangunan ini tetap jalan, takutnya malah makin besar banjirnya. Tapi katanya pihak perusahaan mau bikin embung besar di dekat sungai buat menahan air, ya kita lihat nanti aja,” ujarnya.
Sumi menambahkan, peletakan batu pertama pembangunan Living Plaza Lampung sudah dilakukan sekitar satu minggu lalu. Ia mendengar kabar bahwa lokasi tersebut nantinya akan difungsikan sebagai pusat perbelanjaan elektronik.
“Sudah ada seminggu lebih peletakan batu pertamanya. Katanya mau jadi mal elektronik, tapi saya kurang tahu juga, mungkin mal biasa atau khusus elektronik,” ucapnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah alat berat seperti bor dan traktor terlihat beroperasi di area proyek. Namun, tidak tampak papan informasi pembangunan yang bisa dilihat dari jarak jauh. Tiga pintu utama menuju lokasi proyek juga terlihat dalam keadaan tertutup.
Bahkan, beberapa waktu lalu, Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana meninjau lokasi pembangunan Living Plaza Lampung (LPL) milik PT 328 di Rajabasa Nunyai, Rajabasa, Bandarlampung, pada Senin, 19 April 2021.
Berdasarkan pantauan Radar Lampung, Wali Kota meninjau lokasi tersebut, setelah ditanya bagaimana mengatasi Kontroversi pembangunan yang ditentang oleh Walhi dan warga sekitar.
"Biasanya kalau sudah membangun biasanya sudah, gak mungkin kalau perusahaan besar berani membangun kalau belum ada ijinnya," katanya.
Terkait Kontroversi dan penentangan dari beberapa pihak terkait dampak yang bakal ditimbulkan jika pembangunan itu terus berjalan, Eva menyebut dirinya akan mendalaminya.
"Coba nanti bunda tinjau kembali, bunda belum sampai kesitu soalnya itu jamanya pak Herman, intinya kalau sudah berdiri berarti persyaratannya sudah ok, dan mungkin yang punya usaha pendekatan ke masyarakatnya belum," ungkapnya.