Satgas Metro Beri Warning SPPG Usai Temukan Cemaran Bakteri E.Coli di SPPG Karangrejo

Ketua Satgas MBG Kota Metro, Wahyuningsih --
METRO– Satuan Tugas (Satgas) Makan Bergizi Gratis (MBG) Kota Metro menemukan sejumlah persoalan serius dalam pelaksanaan program makan bergizi di sejumlah Satuan Penyedia Pangan dan Gizi (SPPG) di Kota Metro.
Ketua Satgas MBG Kota Metro, Wahyuningsih mengungkapkan, dari hasil audit lintas lokasi, ditemukan sejumlah pelanggaran yang dapat mempengaruhi kualitas, dan juga kesehatan penerima MBG.
“Iya, kami menemukan sejumlah pelanggaran dan kelemahan sistem yang harus segera diperbaiki. Misalkan seperti pencatatan suhu yang tidak dilakukam, ada dapur yang freezernya itu tergenang darah, bahkan ada juga di satu lokasi ditemukan bakteri E. coli," paparnya.
Pihaknya juga menyarankan setiap SPPG dapat menyiapkan log suhu elektronik, harus melakukan uji kualitas air secara berkala, serta melatih petugas dapur tentang pemisahan bahan mentah dan matang.
"Karena ini kan bukan hanya sekadar soal program berjalan atau tidak. Tapi menyangkut keselamatan anak-anak dan juga kredibilitas pemerintah daerah dalam mengelola pangan publik,” kata dia.
Dikatakannya, dalam evaluasi kepatuhan, Satgas MBG memaparkan peringkat SPPG dengan berdasarkan aspek legalitas, sanitasi, dan manajemen pangan.
Di mana, posisi terbaik ditempati SPPG Margodadi 2 dengan pencatatan suhu ruang yang cukup rapih, dan gudang kering-basah yang terpisah.
Namun, di posisi terendah ada di SPPG Karangrejo. Posisi tersebut bukan tanpa alasan, karena ditemukan kontaminasi bakteri E. coli dan Bacillus cereus, freezer yang tidak higienis, sampai cairan limbah yang mencemari drainase lingkungan.
“Temuan di Karangrejo ini menjadi alarm keras untuk seluruh SPPG. Karena kita bicara soal makanan yang dikonsumsi anak-anak setiap hari. Itu tidak boleh ada kompromi terhadap kebersihan dan keamanan,” tegasnya.
Ia menjelaskan, hasil dari audit tersebut diharapkan dapat menjadi dasar Pemkot Metro melakukan penertiban, dan pembinaan menyeluruh terhadap pengelola MBG. Serta rantai pengawasan MBG juga perlu diperketat, baik di level kota ataupun kecamatan.
"Satgas berencana melakukan evaluasi lanjutan dalam waktu dekat, sekaligus menilai bagaimana tindak lanjut untuk perbaikan oleh masing-masing SPPG. Jika dalam waktu tertentu masih juga ditemukan pelanggaran berat, rekomendasi penutupan sementara bisa diajukan," pungkasnya.
Wahyu mengungkapkan, Satgas MBG mencatat sejumlah masalah utama yang perlu segera diperbaiki secara menyeluruh, antara lain limbah makanan dan jelantah, yang mana banyak dapur yang belum mempunyai kerja sama resmi (MoU) dengan pihak berizin untuk pengelolaan sisa makanan dan minyak jelantah.
Higiene dan sanitasi proses, xengan catatan beberapa dapur belum melakukan pencucian buah dan bahan pangan dengan standar yang benar, alat masak mentah dan matang masih jadi satu.