Dari Balik Jeruji, Napi Belajar Menanam Jahe Merah

Reporter: Rizky Panchanov |

Editor: Rizky Panchanov |

Rabu , 17 Sep 2025 - 17:48

TANAM JAHE: Para narapidana Lapas Narkotika Bandar Lampung menanam jahe merah. -FOTO IST -

BANDARLAMPUNG – Di balik pagar tinggi dan jeruji besi, semangat narapidana Lapas Narkotika Bandar Lampung tumbuh bersama tunas-tunas kecil jahe merah.

Rabu (17/9), para warga binaan mereka mengikuti pelatihan budidaya jahe merah yang digagas lapas bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK).

Di halaman yang disulap menjadi lahan praktik, belasan napi terlihat tekun mencangkul tanah dengan menyiapkan media tanam, mencampur tanah dengan pupuk, dan menata polybag berisi bibit jahe merah.

Sesekali mereka berdiskusi dengan instruktur, memastikan setiap langkah dilakukan dengan benar.

Kepala Lapas Narkotika Bandar Lampung, Ade Kusmanto, mengatakan pelatihan ini bukan sekadar mengisi waktu di balik jeruji.

“Jahe merah dipilih karena prospeknya cerah di sektor kesehatan, farmasi, hingga minuman herbal. Kami ingin warga binaan membangun pola pikir produktif. Setelah bebas nanti, mereka punya bekal keterampilan yang bisa dijadikan peluang usaha,” jelas Ade.

Pelatihan berlangsung dengan kombinasi teori dan praktik. Para peserta belajar mengenali bibit unggul, meracik media tanam, merawat tanaman hingga siap panen, bahkan dibekali materi agribisnis seperti analisis biaya produksi dan strategi pemasaran.

Zuhakki, instruktur dari BLK Bandar Lampung, menekankan bahwa keterampilan ini bisa menjadi jalan baru bagi warga binaan untuk menata kehidupan.

“Jahe merah memiliki siklus panen cepat dan harga yang relatif stabil. Kalau serius, keterampilan ini bisa menjadi modal penting membangun usaha setelah kembali ke masyarakat,” ujarnya.

Di antara wajah-wajah serius itu, tampak juga terselip rasa bangga. Bagi sebagian warga binaan, pelatihan ini menjadi pengingat bahwa masa depan masih bisa ditanam, dipelihara, dan dituai—bahkan dari balik jeruji.

Program pembinaan ini menegaskan bahwa Lapas Narkotika Bandar Lampung tidak hanya berfungsi sebagai tempat rehabilitasi, tetapi juga pusat pemberdayaan.

Dari jahe merah yang mulai tumbuh di polybag, tumbuh pula harapan baru bagi mereka yang tengah menanti kebebasan.(*)

dari balik jeruji, napi belajar menanam jahe merah                            bandarlampung – di balik pagar tinggi dan jeruji besi, semangat narapidana lapas narkotika bandar lampung tumbuh bersama tunas-tunas kecil jahe merah.
rabu (17/9), para warga binaan mereka mengikuti pelatihan budidaya jahe merah yang digagas lapas bekerja sama dengan balai latihan kerja (blk).
di halaman yang disulap menjadi lahan praktik, belasan napi terlihat tekun mencangkul tanah dengan menyiapkan media tanam, mencampur tanah dengan pupuk, dan menata polybag berisi bibit jahe merah.
sesekali mereka berdiskusi dengan instruktur, memastikan setiap langkah dilakukan dengan benar.
kepala lapas narkotika bandar lampung, ade kusmanto, mengatakan pelatihan ini bukan sekadar mengisi waktu di balik jeruji.
“jahe merah dipilih karena prospeknya cerah di sektor kesehatan, farmasi, hingga minuman herbal. kami ingin warga binaan membangun pola pikir produktif. setelah bebas nanti, mereka punya bekal keterampilan yang bisa dijadikan peluang usaha,” jelas ade.
pelatihan berlangsung dengan kombinasi teori dan praktik. para peserta belajar mengenali bibit unggul, meracik media tanam, merawat tanaman hingga siap panen, bahkan dibekali materi agribisnis seperti analisis biaya produksi dan strategi pemasaran.
zuhakki, instruktur dari blk bandar lampung, menekankan bahwa keterampilan ini bisa menjadi jalan baru bagi warga binaan untuk menata kehidupan.
“jahe merah memiliki siklus panen cepat dan harga yang relatif stabil. kalau serius, keterampilan ini bisa menjadi modal penting membangun usaha setelah kembali ke masyarakat,” ujarnya.
di antara wajah-wajah serius itu, tampak juga terselip rasa bangga. bagi sebagian warga binaan, pelatihan ini menjadi pengingat bahwa masa depan masih bisa ditanam, dipelihara, dan dituai—bahkan dari balik jeruji.
program pembinaan ini menegaskan bahwa lapas narkotika bandar lampung tidak hanya berfungsi sebagai tempat rehabilitasi, tetapi juga pusat pemberdayaan.
dari jahe merah yang mulai tumbuh di polybag, tumbuh pula harapan baru bagi mereka yang tengah menanti kebebasan.(*)

Tag

Share