SMAN 9 Bandarlampung Bantah Ada Bullying

Kepala SMAN 9 Bandarlampung Hj. Hayati Nufus, M.Pd. saat memberikan keterangan kepada awak media.--FOTO ANGGI RHAISA

BANDARLAMPUNG – Siswi kelas XII SMAN 9 Bandarlampung berinisial MR dikabarkan menjadi korban bullying.  Bahkan, MR diduga tidak mendapat pembagian Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal ini membuat MR selama dua minggu tidak sekolah hingga mengunci kamar dan terlihat depresi.

Terkait informasi ini, Kepala SMAN 9 Bandarlampung Hj. Hayati Nufus, M.Pd. membantah terjadi perundungan di SMAN 9 Bandarlampung. "Sekolah tidak pernah melakukan tindakan pem-bully-an pada siswi," kata Nufus saat ditemui di sekolahnya, Senin (15/9).

 

Dari informasi guru Bimbingan Konseling (BK), kata Nufus, MR sebelum jam makan siang sering izin pulang dengan alasan sakit tertentu.

 

Kemudian saat pembagian MBG di SMAN 9 Bandarlampung pada Jumat (22/8), lanjut Nufus, berdasarkan data guru BK saat itu MR datang terlambat dan bukan tak adapat jatah MBG. ’’Kemudian siangnya ke UKS izin pulang kembali karena katanya kurang enak badan,’’ ujarnya. 

 

Perihal pemberitaan pihak sekolah tidak berupaya menghubungi MR, Nufus mnyatakan hal itu tidak benar.  ’’Dari Kamis (28/8), pihak sekolah melalui guru BK bersama wali kelas sudah berupaya menghubungi orang tua MR apakah MR pergi sekolah. Orang tua menyampaikan berangkat sekolah sama teman-teman, tapi kenyataan tidak ke sekolah,’’ ungkapnya.

 

Pihak sekolah, kata Nufus, juga mengundang orang tua MR pada Senin (1/9). ’’Tapi, tanpa konfirmasi orang tua MR hadir di sekolah pada pukul 06.40 WIB. Kemudian disambut oleh guru BK selama 2 jam. Dilakukan pembimbingan bersama wali kelas bahwa anaknya di-buly,’’ katanya. 

 

Kemudian, kata Nufus, guru BK mengonfirmasi atau tracking apa benar terjadi pem-bully-an di kelas dan kami meminta waktu. ’’Tiga hari kemudian saat itu untuk datang ke sekolah. Juga selalu komunikasi dengan orang tua. Pada saat tiga hari tersebut, MR dikabarkan minggat dari rumah. MR ini masuk grup kuda lumping. Pada Agustus itu banyak agenda perlombaan kemerdekaan, mungkin saja ikut agenda tersebut,’’ ucapnya.

 

Kemudian, kata Nufus, guru BK memanggil siswi tersebut menanyakan tentang info adanya bullying di kelas. ’’Ternyata setelah dikonfirmasi tidak ada bullying di kelas. Artinya, pihak sekolah dalam hal ini guru BK dan wali kelas selalu berupaya beberapa kali menghubungi orang tua MR menanyakan kabar siswa tersebut. Sampai hari ini pun, kami pun mendatangi rumah MR dan menemui bapaknya siswi tersebut," jelas Nufus.

Tag
Share