RI Berencana Ekspor Listrik ke Singapura

Ilustrasi ekspor listrik. --FOTO PEXELS/POK RIE

JAKARTA - Rencana ekspor listrik Indonesia ke Singapura dinilai mampu membuka peluang kerja besar sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi hijau. Hal ini disampaikan dosen Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Rachmawan seusai penandatanganan nota kesepahaman kerja sama kedua negara.

 

Menurut Rachmawan, ekspor listrik menjadi langkah maju karena Indonesia tidak lagi hanya mengekspor bahan mentah, tetapi produk bernilai tambah tinggi. ’’Ekspor listrik ini salah satu caranya, karena kita tidak lagi menjual barang mentah, tapi produk olahan,” ujarnya, Rabu (10/9).

 

Rachmawan menilai proyek ini akan mendorong pembangunan pembangkit di dalam negeri, memperluas penggunaan komponen lokal, dan membuka banyak lapangan kerja baru. Dari sisi ekonomi, harga listrik ekspor menggunakan standar internasional sehingga lebih menguntungkan. “Kita menghasilkan income dengan aktivitas yang low carbon,” jelasnya.

 

Menjawab kekhawatiran soal pasokan domestik, Rachmawan menyebut potensi energi di Sumatera sangat besar, mulai dari PLTA, PLTGU, hingga PLTS. Jika ekspor hanya memanfaatkan sebagian kecil wilayah, dampaknya tidak akan signifikan terhadap kebutuhan listrik setempat.

 

Meski begitu, Rachmawan menekankan pentingnya keseimbangan antara kebutuhan domestik dan ekspor. Rachmawan juga menyoroti pentingnya skema bisnis yang menarik agar kompetitif di mata investor. 

 

’’Jika perhitungan tidak kompetitif, investor swasta bisa lebih memilih menanamkan modal di negara lain. Jika itu terjadi, kita akan kehilangan peluang besar ini,” tegasnya.

 

Selain itu, pembangunan kabel bawah laut menuju Singapura harus direncanakan secara matang agar tidak mengganggu jalur pelayaran. ’’Secara teknis ini bukan kendala, tetapi tetap butuh perhatian agar tidak mengganggu kegiatan maritim,” ungkap Rachmawan. (beritasatu.com/c1)

 

Tag
Share