Defisit APBN Jadi Faktor Utama Utang Negara Terus Meningkat

Ilustrasi utang. --FOTO FREEPIK

JAKARTA - Utang negara terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan menimbulkan pertanyaan besar. Mengapa trennya tidak kunjung berhenti?

 

Peningkatan ini tidak lepas dari berbagai faktor, baik dari dalam negeri maupun kondisi global. Untuk memahami masalah ini, berikut pembahasan lebih mendalam yang dihimpun dari berbagai sumber.

 

Pertama, salah satu penyebab utama kenaikan utang negara adalah defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Penerimaan negara dari pajak dan sumber lainnya belum cukup untuk menutupi kebutuhan belanja, terutama untuk subsidi energi, program perlindungan sosial, dan pembangunan infrastruktur. Kekurangan ini membuat pemerintah harus menutup selisihnya melalui utang baru.

 

Mayoritas pembiayaan defisit dilakukan melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). Instrumen ini menjadi tulang punggung pembiayaan sejak beberapa tahun terakhir. Namun, belakangan terjadi tren investor asing yang melepas kepemilikan SBN mereka, sehingga pemerintah perlu bekerja ekstra untuk menarik minat investor domestik.

 

Kedua, dampak faktor eksternal dan geopolitik. Faktor eksternal berperan besar dalam meningkatnya utang negara. Kenaikan suku bunga di Amerika Serikat membuat investor global beralih ke aset yang dianggap lebih aman, sehingga dana keluar dari pasar obligasi Indonesia.

 

Ditambah lagi, gejolak geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global memperlemah minat investor. Untuk menarik kembali minat, pemerintah harus menawarkan bunga lebih tinggi yang pada akhirnya meningkatkan beban utang.

 

Selain itu, ketidakpastian global membuat fluktuasi ekonomi semakin terasa. Pembangunan yang terus dilakukan demi mendongkrak perekonomian juga menjadi penyumbang pertumbuhan utang negara.

 

Tag
Share