Evaluasi Menyeluruh Program MBG di Bandarlampung

Radar Lampung Baca Koran--

Pasca Keracunan Massal Siswa

BANDARLAMPUNG - Ketua Komisi IV DPRD Bandarlampung Asroni Paslah menanggapi serius peristiwa keracunan yang menimpa puluhan siswa di beberapa sekolah di Kecamatan Sukabumi, Bandarlampung. 

Dia menegaskan bahwa kejadian ini harus menjadi evaluasi besar bagi pihak terkait, khususnya Pengawas atau Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) pada program MBG (Makan Bergizi Gratis), agar kasus serupa tidak terulang di kemudian hari.

BACA JUGA:Siapkan Rp900 M Perbaiki Fasum yang Rusak akibat Demo

’’Aspek pengawasan harus benar-benar dijalankan dengan serius. SPPI harus tahu mulai dari proses mencuci bahan makanan, memasak, hingga distribusi makanan ke tangan siswa. Semuanya harus terorganisasi dengan baik. Hal ini sudah kita sampaikan kepada Dinas Pendidikan agar menjadi perhatian bersama,” ujar Asroni, Selasa (2/9).

Dalam kasus ini, dapur penyedia makanan MBG diketahui berada di bawah naungan Yayasan Asri Amanah Barokah. Namun, pasca insiden keracunan, yayasan tersebut resmi diberhentikan sementara oleh pihak pengawas sebagai bentuk langkah awal evaluasi. 

Meski demikian, Asroni menuturkan pihaknya di DPRD belum berencana memanggil pihak MBG, Yayasan Asri Amanah Barokah, maupun Dinas Pendidikan dalam waktu dekat.

Dirinya, menyebut, saat ini Komisi IV masih menunggu hasil pemantauan lapangan yang lebih lengkap dari instansi terkait sebelum mengambil langkah lanjutan. “Kita akan lihat dulu laporan resmi dan detail hasil pemeriksaan, baru setelah itu kita putuskan langkah selanjutnya,” jelasnya.

Lebih jauh, politisi partai Gerindra tersebut mengingatkan agar pihak sekolah dan penyedia makanan benar-benar memperhatikan standar kebersihan.

Menurutnya, kerja sama yang baik antara pihak pengawas, penyedia konsumsi, hingga tenaga pendidik sangat penting untuk memastikan keamanan pangan di sekolah.

“Keselamatan siswa adalah prioritas utama. Jangan sampai karena kelalaian kecil justru berakibat fatal. Harus ada SOP yang jelas dan pengawasan ketat dalam setiap prosesnya,” tegas Asroni.

Diketahui sebelumnya, ratusan siswa di Kecamatan Sukabumi, Bandar Lampung, mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi makanan yang disediakan. 

Hasil uji laboratorium sementara dari Dinas Kesehatan menemukan adanya bakteri E.coli dalam sampel air bersih yang digunakan dalam proses pengolahan makanan.

Asroni berharap kejadian ini menjadi momentum bagi semua pihak untuk memperbaiki sistem penyediaan makanan di sekolah, agar tidak lagi menimbulkan keresahan di masyarakat. 

Tag
Share