Tiga Capres Komitmen Sadarkan Anak Muda terhadap Kirsis Iklim
Tiga calon presiden RI-FOTO KOLASE JAWAPOS -
“Kita tahu potensi carbon credit kita itu besar, tapi potensi ini belum diolah dengan baik. Nah caranya nanti perangkap pimpinan di masa depan itu harus mampu membangun diplomasi terkait carbon pricing ini,” tuturnya.
Yang keempat terkait dengan transisi energi berkeadilan. Menurut kubu Anies-Muhaimin, sektor energi adalah penyebab utama krisis iklim, sehingga Indonesia harus bertransisi ke energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Namun, proses transisi energi ini harus adil, dalam arti memberikan dampak yang inklusif kepada masyarakat dan semua kalangan, seperti reskilling pekerja pertambangan dan memberdayakan masyarakat lokal.
Yang kelima adalah intervensi pada sisi supply-demand pada kebutuhan energi. Artinya, Grady mengatakan, optimalisasi energi hijau harus dilakukan, dan juga kawasan-kawasan urban di Indonesia harus diatur ulang (di-reurbanisasi) tata ruangnya.
Reurbanisasi tata ruang wilayah akan mengintervensi pemborosan energi.
BACA JUGA:Sempat Cuek, Akhirnya Camat TbB Janji Terbitkan SK RT di Perumahan CitraGarden
Berdasarkan penjelasan Juru Bicara Ganjar-Mahfud, Diska Resha Putra, pada Rabu (20/12), komitmen krisis iklim adalah salah satu dari 8 visi-misi capres 03, yaitu ‘mempercepat perwujudan lingkungan hidup yang berkelanjutan melalui ekonomi hijau dan biru menuju Indonesia unggul’.
Untuk mengatasi isu krisis iklim, kubu Ganjar-Mahfud memiliki lima komitmen. Yang pertama, penguatan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Hal tersebut diwujudkan dengan cara meningkatkan transportasi publik berbasis listrik, 30% ruang terbuka hijau di perkotaan, dan mengimplementasikan green building.
Selain itu, juga meningkatkan penegakan hukum atas tindakan perusakan lingkungan, menerapkan kebijakan pengendalian polusi udara, mewajibkan penggunaan teknologi bersih dalam pemanfaatan energi fosil, dan mendorong aksi kolektif untuk menyadarkan masyarakat tentang pola konsumsi yang efisien.
Kedua, penguatan mitigasi dan penanganan perubahan iklim serta bencana, dengan cara memasukkan kurikulum yang memuat isu krisis iklim agar peserta didik tahu cara mitigasi risiko krisis iklim.
Selain itu, pasangan Ganjar-Mahfud juga berkomitmen membuat Kampung Sadar Iklim (kadarklim) dan penerapan desa mandiri energi, serta mengatasi dampak sosial-ekonomi dari krisis pangan, kemiskinan, hingga potensi konflik sosial.
Ketiga, percepatan secara konsisten transisi energi terbarukan untuk ketahanan energi, dengan cara menutup dan mengurangi PLTU Batu Bara, dan mengakselerasi Energi Baru Terbarukan sebesar 25-30% pada tahun 2029.
Keempat, penguatan ekosistem ekonomi hijau, dengan cara penerapan transisi energi bersih untuk semua sektor, dan menerapkan kebijakan insentif dan disinsentif ekonomi hijau, serta pengembangan ekologi industri pada aspek sirkuler atau prinsip 5R.
Selain itu, juga akan menekankan riset dan inovasi khususnya material organik untuk menggantikan bahan yang sulit didaur ulang, serta menjalankan program ‘limbah jadi berkah’ (waste to cash).