SPBU Diduga Tempat Ngecor BBM, DPRD Tubaba Minta Pertamina Tertibkan

Arib Bandarsyah (kiri) dan Joko Kuncoro (kanan)/--
PANARAGAN - Dua stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Tulangbawang Barat (Tubaba) tampaknya tidak mampu memenuhi kebutuhan solar masyarakat setempat.
Diduga saat ini banyak kendaraan, khususnya truk yang menjadikan terbatasnya bahan bakar minyak (BBM) jenis solar ini sebagai mata pencaharian. Sehingga setiap hari persediaan solar untuk masyarakat umum habis.
Menyikapi masalah ini DPRD Tulangbawang Barat (Tubaba) meminta agar pihak Pertamina menertibkan penjual minyak eceran yang saat ini menjamur di berbagai tempat.
Mereka menduga bahwa minyak-minyak tersebut merupakan hasil pembelian dari truk-truk yang mengecor minyak di SPBU-SPBU setempat.
"Cara paling tepat menurut kami, pihak Pertamina menertibkan penjual minyak eceran di berbagai kios,"ungkap Arib, Anggota DPRD Tubaba .
Setiap truk menurut mereka rata-rata membeli sebanyak 200 liter. Sehingga sebanyak 200 liter tersebut langsung mereka jual ke pengecer-pengecer yang ada di tepi jalan.
"Rata-rata mereka menjual Rp10.000 atau Rp9.800 per liter, sementara di SPBU harganya Rp6.800/liter,"ungkap Joko, anggota DPRD lainnya.
Karena itu mereka meminta acara Pertamina melakukan upaya-upaya lain sehingga para pengecer dan pengajar tidak semena-mena menjadikan keterbatasan bahan bakar umum sebagai mata pencaharian.
"Dampaknya masyarakat umum tidak mendapatkan minyak solar atau pertalite,"kata Joko lagi.
Sebaiknya menurut Joko para pengejar ini diberikan legalitas khusus sehingga tidak semua masyarakat menjadi pengecer minyak.
Kegunaan dari legalitas pada pengecer ini adalah minyak yang mereka jual adalah benar-benar bahan bakar terbaik produksi Pertamina.
"Karena faktanya sekarang banyak sekali dijual pula minyak-minyak mentah. Inilah yang seringkali merusak kendaraan masyarakat," kata Joko. (fei/c1/nca)