Pemerintah Bidik Cadangan Migas di Lampung

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal dan jajaran mendukung penuh program ketahanan energi nasional yang menjadi Asta Cita Ke-2 Presiden Prabowo Subianto. -FOTO DOK. BIRO ADPIM -
LAMPUNG – PT Pertamina EP Regional 1 berencana melakukan survei seismik 2D Gerbera di Provinsi Lampung. Ini dilakukan sebagai upaya mengidentifikasi dan mengembangkan potensi cadangan minyak dan gas bumi (migas) di daerah tersebut.
Survei seismik 2D adalah metode eksplorasi geofisika yang memanfaatkan gelombang suara untuk memetakan struktur bawah tanah, sehingga dapat menghasilkan visualisasi dua dimensi lapisan batuan di bawah permukaan.
Kegiatan ini akan dilakukan sepanjang 688,5 kilometer, melintasi wilayah Lampung dan Sumatera Selatan, dengan jadwal pelaksanaan mulai Desember 2025 hingga Agustus 2026.
Vice President Exploration PT Pertamina EP Regional 1, Supayitno Adhi Nugroho, menyebutkan bahwa di Lampung, jalur survei akan melalui lima kabupaten: Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Way Kanan, Lampung Tengah, dan Lampung Timur.
Sementara di Sumatera Selatan, wilayah yang dilintasi adalah Ogan Komering Ilir dan Ogan Komering Ulu Timur. Secara keseluruhan, kegiatan ini mencakup 35 kecamatan dan 142 desa.
Menurut Supayitno, rencana survei ini sempat tertunda sejak 2012. Saat ini, proses perizinan tengah berlangsung sebelum masuk tahap persiapan, termasuk pengadaan.
Ia menambahkan bahwa wilayah laut Lampung dan Lampung Timur memiliki potensi migas yang besar, meski distribusi manfaat, seperti dana bagi hasil (DBH), masih perlu dioptimalkan agar daerah penghasil memperoleh porsi yang layak.
BACA JUGA:Pusaran Korupsi Insentif 2,8 Miliar, Kejari Lamsel Tersangkakan Plt Kabid Tibum Sat Pol PP
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara industri migas, perusahaan lokal, dan pemerintah daerah.
Harapannya, survei ini dapat menghasilkan data akurat sebagai landasan eksplorasi migas ke depan. Proyek ini termasuk dalam program strategis nasional.
Ketua Satuan Tugas Lifting Migas sekaligus Staf Khusus Menteri ESDM, Nanang Abdul Manaf, menegaskan bahwa survei ini merupakan langkah awal penting dalam memastikan potensi migas di Lampung dan sekitarnya.
Menurutnya, data sekunder memang menunjukkan indikasi keberadaan migas, namun data primer seperti survei seismik 2D dibutuhkan untuk mengetahui keberadaan cekungan dan perkiraan volume hidrokarbon yang dapat dikembangkan secara komersial.
Jika hasil survei menunjukkan potensi menjanjikan, tahap berikutnya adalah seismik 3D atau pengeboran eksplorasi hingga kedalaman 2.000–3.000 meter, yang memerlukan biaya besar sehingga harus dipastikan terlebih dahulu untuk menghindari pengeboran kering (dry hole).
Survei seismik 2D ini diperkirakan memakan waktu enam bulan, meskipun durasinya akan disesuaikan dengan kondisi lapangan.