Rosan Roeslani: Fokus Investasi Tetap di Indonesia, Meski Ada Ekspansi ke AS Rp130 Triliun

Rosan Roeslani usai menghadiri rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/7). -FOTO IST -

JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sekaligus CEO Danantara, Rosan Roeslani, menegaskan fokus utama investasi Danantara tetap berada di dalam negeri, meskipun perusahaan tengah mengevaluasi rencana ekspansi ke luar negeri, termasuk Amerika Serikat.
Hal ini disampaikan Rosan menyusul kabar mengenai rencana investasi Danantara senilai Rp130 triliun di AS, yang disebut menjadi salah satu poin pembahasan dalam pertemuan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump.
“Kita evaluasi semua investasi. Fokus utama tetap di Indonesia. Skemanya sekitar 80 persen untuk dalam negeri dan 20 persen untuk luar negeri,” ujar Rosan seusai menghadiri rapat terbatas bersama Presiden Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (21/7).
Ia menjelaskan bahwa selain AS, Danantara juga mempertimbangkan sejumlah negara lain sebagai tujuan investasi, dengan tetap mengedepankan aspek strategis yang bermanfaat bagi pembangunan nasional.
“Yang paling penting bagi kami, investasi itu harus membawa transfer teknologi, membuka lapangan kerja, dan menghasilkan imbal hasil yang memenuhi benchmark di atas biaya modal,” ungkap Rosan.
Rosan menegaskan bahwa setiap keputusan investasi dilakukan secara hati-hati dan berdasarkan pertimbangan jangka panjang, termasuk dampaknya terhadap ekonomi nasional.Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut Indonesia akan melakukan investasi besar-besaran di Amerika Serikat dengan total nilai mencapai 34 miliar dolar AS. Investasi ini mencakup pembelian produk energi hingga pembangunan kilang minyak.
“Khusus untuk pembangunan kilang, nilainya mencapai sekitar 8 miliar dolar AS,” kata Airlangga dalam keterangan sebelumnya.Langkah ini disebut sebagai bagian dari upaya menyeimbangkan neraca perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat, sekaligus memperkuat kerja sama strategis kedua negara.
Sebelumnya, CEO Danantara Rosan Roeslani membeberkan strategi pendanaan unit Danantara Trust Fund. Lembaga CSR Danantara itu akan berjalan melalui alokasi sebagian dividen BUMN.
Rosan memperkirakan, besaran dividen yang disisihkan antara 1-2,5 persen dari total dividen yang diterima setiap tahunnya. “Untuk 5 sampai 6 tahun ke depan, kami berkomitmen memberikan hingga USD 1 miliar di Danantara Trust Fund,” ujarnya usai pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto Bill Gates di Istana Merdeka, Rabu (7/5).
Rosan juga menjajaki potensi kolaborasi. Dia menyebut, sehari sebelumnya sudah melakukan pertemuan dengan tim dari Gates Foundation terkait kans mereka menaruh dana dalam Danantara Trust Fund. Rosan mengatakan, dana USD 1 miliar itu akan bergerak pada bidang sosial, seperti pendidikan, edukasi, dan sanitasi.
Tujuannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dalam jangka ke depan, CSR Danantara itu diproyeksi menjadi salah satu hub untuk aliran modal filantropi terbesar di kawasan ASEAN.
Rosan mengaku akan berkoordinasi dengan BUMN. Sebab, selama ini CSR ada di BUMN masing-masing. Di Amerika Serikat, dana filantropi ada di kisaran 2 persen dari produk domestik bruto.
“Kalau kita 2 persen dari GDP Indonesia, yang dimana PDB Indonesia USD 1,5 triliun berarti kan USD 30 miliar,” ungkapnya. (ant/c1/abd)

Tag
Share