Deddy Yevri Nilai Pernyataan Luhut soal Jasa Jokowi Terlalu Berlebihan

Ketua DPP PDIP Deddy Yevri menyatakan presiden bekerja karena kewajiban, bukan menuntut balas jasa. -FOTO IST -
JAKARTA – Ketua DPP PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus menilai pernyataan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan berlebihan, usai menyebut ada pihak yang melupakan jasa Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Terlalu berlebihan menurut saya,” ujar Deddy kepada wartawan, Jumat (11/7/2025).
Menurut anggota Komisi II DPR RI itu, seorang presiden—seperti juga pejabat publik lainnya—bekerja berdasarkan sumpah jabatan dan tidak perlu mengharapkan pamrih.
“Pejabat publik mana pun yang telah diberikan jabatan, kewenangan, infrastruktur kekuasaan, anggaran, dan seluruh perangkatnya memiliki kewajiban melaksanakan pekerjaannya,” ujarnya.
Deddy menambahkan bahwa negara telah memberikan fasilitas lengkap kepada presiden, mulai dari gaji, insentif, pengamanan, pensiun, hingga hadiah rumah.
“Jadi, setiap orang melaksanakan pekerjaannya dengan baik itu memang sudah keharusan,” tegasnya.
Deddy menduga pernyataan Luhut tersebut lebih ditujukan kepada pihak-pihak di lingkaran Jokowi yang kini tidak lagi menunjukkan loyalitas.
“Kalau itu maksudnya, saya no comment. Itu urusan pribadi, bukan ranah publik,” kata legislator dari Dapil Kalimantan Utara tersebut.
Sebelumnya, Luhut mengaku sempat berbincang dengan Presiden Jokowi dalam sebuah agenda kerja. Ia mengatakan keduanya membahas banyak hal, termasuk soal keluarga dan kenangan semasa bersama di pemerintahan.
Luhut menyampaikan bahwa Jokowi menitipkan salam hormat kepada Presiden Prabowo Subianto, dan sebaliknya, Luhut juga membawa salam dari Prabowo untuk Jokowi.
Mantan Menko Maritim dan Investasi itu menyebut Jokowi dan Prabowo adalah tokoh lintas generasi yang layak dijadikan teladan dalam menjunjung etika kebangsaan.
“Kami berdua merasa cukup sedih karena masih ada yang seolah melupakan jasa beliau,” ujar Luhut
Luhut juga menegaskan bahwa menghormati pemimpin terdahulu adalah bagian dari budaya bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan. (jpnn/c1/abd)