Program Desaku Maju Bangun Ekosistem dari Desa

KUNJUNGI: Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertentu Abdul Haris didampingi Wakil Gubernur Jihan Nurlela mengunjungi Palas, Lampung Selatan.-FOTO BIRO ADPIM -
LAMPUNG SELATAN - Upaya Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal dalam program ketahanan pangan dan pengembangan ekonomi desa mendapat perhatian Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (PM). Bahkan, mereka mengapresiasi langkah Pemprov Lampung membangun ekosistem ekonomi desa melalui program Desaku Maju.
Hal ITU terungkap dalam kunjungan kerja Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertentu Abdul Haris mewakili Menko PM Muhaimin Iskandar di Desa Bumidaya, Kecamatan Palas, Lampung Selatan, pada Rabu (9/7).
Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela menjelaskan acara tersebut merupakan bagian dari kegiatan kolaborasi pengembangan ekosistem ketahanan pangan berbasis desa.
BACA JUGA:Satgas Pangan Polri Panggil 4 Produsen Beras Terkait Dugaan Pelanggaran Mutu dan Takaran
’’Atas nama Pemerintah Provinsi Lampung, saya haturkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pak Deputi dan jajaran atas kehadirannya mewakili Pak Menko,” ucap Jihan.
Dia menilai kunjungan ini sebagai bentuk antusiasme dan dukungan nyata pemerintah pusat terhadap penguatan pembangunan desa. Jihan menyampaikan capaian penting Provinsi Lampung dalam menekan angka kemiskinan.
"Presentase penduduk miskin di Provinsi Lampung menurun dari 12,62 persen pada 2019 menjadi 10,62 persen di tahun 2024,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa PDRB Lampung telah mencapai Rp 480 triliun, dengan sektor pertanian sebagai penyumbang utama. Namun, Jihan juga menyoroti paradoks yang terjadi, di mana kontribusi ekonomi terbesar berasal dari desa-desa, tetapi tingkat kemiskinan justru masih tinggi di kawasan perdesaan.
"Paradoks ini nyata. Antara 2019 sampai 2024, sektor utama penopang ekonomi justru datang dari desa, tapi angka kemiskinan tertinggi juga ada di desa," ucapnya.
Lanjut Jihan, hal inilah yang menjadi dasar lahirnya program Desaku Maju yang digagas langsung oleh Gubernur Lampung.
Jihan menjelaskan Desaku Maju bukan hanya program infrastruktur atau bantuan ekonomi semata, tetapi merupakan pendekatan menyeluruh untuk membangun ekosistem desa dari bawah, secara terintegrasi, berkelanjutan, dan berbasis kebutuhan lokal.
"Pertanian kita sangat kaya. Lampung adalah produsen singkong nomor satu nasional, kopi dan nanas juga unggulan. Luas panen padi kita mencapai 550 ribu hektare, dan produksi tahun 2024 mencapai 2,7 juta ton. Tahun 2025 diproyeksikan 3,5 juta ton," ungkapnya.
Namun, menurutnya semua potensi itu belum memberikan nilai tambah yang optimal karena hilirisasi produk belum terjadi di tingkat desa.
Ia mencontohkan, tanpa hilirisasi, 3 juta ton gabah hanya menghasilkan nilai sekitar Rp 20 triliun dengan harga Rp6.500 per kilogram.