Perbedaan Penyakit Gagal Jantung dan Serangan Jantung

-- FOTO ISTOCK

Selain itu, ada juga gejala paroxysmal nocturnal dyspnea (PND), yaitu sesak napas yang tiba-tiba muncul saat tidur dan membuat pasien terbangun malam hari. Peningkatan berat badan yang cepat akibat penumpukan cairan, bengkak pada tungkai atau pergelangan kaki, serta pada kondisi yang lebih berat, pembengkakan meluas, hingga ke perut (asites).

 

 

Apabila mengalami gejala-gejala tersebut, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter agar dapat dilakukan evaluasi dan penanganan secara dini. Deteksi dan terapi yang tepat sejak awal sangat menentukan keberhasilan pengelolaan gagal jantung.

 

 

Ada beberapa tahap yang dilakukan untuk mendiagnosis gagal jantung. Pertama, dokter akan menanyakan keluhan yang dirasakan pasien, seperti mudah lelah, sesak napas, atau pembengkakan di kaki.

 

Kedua, dilakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan mendengarkan bunyi jantung dengan stetoskop untuk mendeteksi suara tidak normal serta memeriksa apakah ada penumpukan cairan di paru-paru atau pembengkakan di tungkai.

 

Ketiga, pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) juga dilakukan untuk menilai aktivitas listrik jantung dan mendeteksi kemungkinan gangguan irama atau tanda lainnya.

 

Keempat, pemeriksaan penting lainnya adalah ekokardiografi atau USG jantung. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mengevaluasi fungsi pompa jantung, melihat adanya kelainan struktural seperti kebocoran pada katup jantung, perubahan geometri jantung, serta menentukan fraksi ejeksi.

 

Kelima, dilakukan pula pemeriksaan darah untuk mengukur kadar NT-proBNP. Jika kadarnya tinggi, hal ini dapat menjadi petunjuk adanya gagal jantung.

Tag
Share