Realisasi Belanja Negara Turun karena Serapan Belanja Subsidi Rendah
Menteri Keuangan Sri Mulyani -FOTO DOK INSTAGRAM -
JAKARTA - Realisasi belanja pemerintah turun. Penyebabnya lantaran belanja subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang rendah.
Pemerintah akan menggenjot penyerapan anggaran belanja jelang tutup buku tahun ini.
Realisasi belanja negara susut 4,1 persen dari periode yang sama 2022 sebesar Rp 2.588 triliun.
Realisasi belanja subsidi BBM baru 71,8 persen dari target atau Rp 894,3 triliun.
BACA JUGA:Pelanggan Aset Kripto di Indonesia Masuk Peringkat 7 Dunia, Jumlahnya Fantastis!
“Penyebabnya bukan karena belanja K/L, tapi subsidi BBM sebab harga minyak turun atau lebih rendah dari harga asumsi,” jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam APBN Kita di kantornya, Jumat (15/12).
Asumsi harga minyak mentah pada APBN 2023 berada di kisaran USD 90 per barel.
Sedangkan, berdasarkan data Kementerian ESDM, harga minyak per November 2023 sebesar USD 79,63 per barel. Sehingga terdapat penurunan yang berimbas pada penyerapan.
Di sisi lain, belanja pemerintah pusat tercatat 94,5 persen menjadi Rp 946 triliun. Angka tersebut tumbuh 0,4 persen.
BACA JUGA: Angksa Pura II Sebut Penumpang Capai 4,03 Juta Selama Libur Natal dan Tahun Baru
Didorong oleh persiapan pelaksanaan pemilu, pembangunan IKN, percepatan penyelesaian infrastruktur prioritas, dan penyaluran bantuan sosial.
Pemerintah juga akan membayar tagihan-tagihan yang belum tuntas di akhir tahun sebesar Rp 500 triliun.
Pembayaran akan dikebut sebab kas negara akan tutup buku pada 29 Desember 2023. “Jadi, dua minggu ke depan itu luar biasa sangat besar alokasi APBN kita,” ungkap perempuan yang akrab disapa Ani itu.
Menurut dia, belanja pemerintah pusat 2023 diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.