DCA Mendukung Pertanian Cerdas Iklim dan Pendapatan Ekonomi

Beny Kurniawan, S.Hut.--
Oleh: Beny Kurniawan, S.Hut.
PERUBAHAN iklim terjadi karena meningkatnya konsentrasi gas karbon dioksida dan gas-gas lainnya di atmosfer yang menyebabkan efek gas rumah kaca.
Konsentrasi gas rumah kaca tersebut meningkat disebabkan berbagai kegiatan manusia seperti emisi bahan bakar, perubahan fungsi lahan, limbah, dan kegiatan industri. Dampak perubahan iklim yaitu berupa angin kencang, curah hujan tinggi dan berkepanjangan, kemarau berkepanjangan, dan temperatur ekstrim yang kini sudah semakin terasa.
Berikut adalah pengaruh dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian 1) Angin kencang menyebabkan kerusakan fisik tanaman pohon tumbang, bunga gugur, penyebaran hama dan penyakit meluas, penyerbukan bunga tidak maksimal;
2) Curah hujan tinggi dan berkepanjangan: menyebabkan kematian benih tinggi, peningkatan serangan penyakit jamur, kegagalan buah meningkat, penurunan hasil, tanah longsor; 3) Kemarau berkepanjangan menyebabkan bunga rontok, tanaman layu dan mengering, penurunan hasil; 4) Temperatur ekstrim menyebabkan penurunan hasil, kekeringan daun, kematian tanaman muda, berkurangnya produksi bunga dan buah.
Konsep pertanian cerdas iklim dimaksudkan untuk mencegah dan mengantisipasi dampak buruk dari perubahan iklim. Cerdas iklim artinya mampu melakukan mitigasi perubahan iklim dengan baik, sehingga dampak negatif yang terjadi dapat lebih rendah dan aksi adaptasi yang dilakukan akan menjadi ringan.
BACA JUGA:Israel-Iran Memanas, SBY Sebut 5 Figur Penentu Masa Depan Dunia
Mitigasi perubahan iklim adalah kegiatan yang berhubungan dengan upaya meredam kenaikan gas rumah kaca penyebab utama pemanasan global dan perubahan iklim melalui penambahan/penyimpanan stok karbon, misalnya dengan cara penanaman pohon.
Adaptasi perubahan iklim adalah tindakan menyesuaikan diri untuk mengantisipasi dan meminimalisir pengaruh buruk iklim.
DCA adalah penganekaragaman dan pemadupadanan tanaman pertanian atau usaha pertanian dalam arti luas dan tanaman kehutanan dengan tanaman kakao dalam satu kebun dengan tujuan untuk meningkatkan ketahanan kebun dan lingkungannya terhadap dampak perubahan iklim serta peningkatan ketahanan ekonomi petani melalui penganekaragaman sumber pendapatannya (Mars 2024).
Berikut adalah panduan pemilihan spesies tanaman kehutanan untuk ketahanan iklim pada agroforestry kakao; untuk menghadapi Kemarau panjang, tanaman yang dapat digunakan adalah Durian, Alpukat, dan aren. Tanaman ini mampu bertahan pada saat kemarau dan dapat menyimpan dan berbagi air dengan tanaman lain
BACA JUGA:Indonesia Defisit, Sri Mulyani: Tetap Terkendali
Sementara tanaman yang cocok pada daerah dengan Curah hujan tinggi dan berkepanjangan adalah Durian, Alpukat, yang mampu menyerap air dengan baik dan mengurangi dampak erosi di permukaan tanaman.
Pada kondisi alam dengan Angin kencang, tanaman yang direkomendasikan adalah Jati dan Asam, tanaman ini memiliki ranting/batang dan akarnya kokoh untuk melindungi tanaman kakao dalam memecah angin agar kakao terhindar dari keguguran bunga dan tertimpa dahan penaung.